;

Selasa, 30 Juni 2009

MENULIS BUKU 100 HALAMAN? SIAPA TAKUT!!!

Salah satu hambatan bagi penulis pemula untuk membuat buku adalah ”kecut hati” ketika harus membuat buku sebanyak 100 lembar. Kebanyakan buku-buku yang ada di toko-toko memiliki ketebalah 100 lebih. Sehingga si calon penulis buku pun menjadi cemas, ” Mungkinkah saya membuat naskah setebal 100 lebar? Soalnya membuat artikel 5 lembar saja saya kesulitan".

Tentu jika langsung melihat buku yang sudah terbit dengan ketebalan lebih seratus memang bakal membuat Anda, yang ingin membuat buku menjadi tidak PD. Namun sebaiknya Anda harus memahami proses untuk membuat buku 100 lembar tersebut. "Bagaimana si penulis itu perlahan tapi pasti bisa menyelesaikannya naskah yang tebal tersebut".

Tapi yang pasti naskah tersebut tidak diselesaikan dalam waktu satu hari atau beberapa minggu. Perlu waktu berbulan-bulan seorang penulis menyusun naskah. Dan proyek penulisan buku setebal 100 halaman bukan hal yang menakutkan jika kita melihat buku itu terdiri dari beberapa bagian Bab.

Misalkan saja Anda adalah penulis yang to the point, jadi biasa menyampaikan pesan yang singkat dan padat. Katakanlah untuk satu artikel Anda hanya bisa membuat tulisan 4 lembar. Maka untuk membuat naskah 100 lebar, Anda perlu membagi buku Anda ke dalam 25 bab.

Katakanlah Anda diminta menulis buku setebal 100 lembar tentang ”Cara memasak Sayur yang tepat”. Maka Anda bisa membuat outline demikian

1. Pendahuluan
2. Jenis Sayuran yang bagi bagi sehat
3. Aturan membersihkan sayur
4. Aturan dasar memasak sayur
5. Memasak Sayur tanpa minyak
6. Bumbu-bumbu sehat untuk memasak sayur
7. Sayur setengah matang untuk vitalitas
8. Variasi memasak sayur
9. Menyimpan masakan sayuran
10. Rahasia Bangsa Eropa memasak sayur
11. Rahasia Bangsa China memasak sayur
12. Rahasia Bangsa Indonesia memasak sayur
13. Resep sayuran untuk pengobatan
14. Hal yang haram dalam penyajian sayuran
15. Penutup

Maka untuk setiap bab rata-rata Anda cukup membuat tulisan sepanjang 7 alinea. Dan untuk menyelesaikan artikel sepanjang itu juga tidak sulit, karena tidak seluruh bagian tulisan itu murni dari pikiran Anda sendiri. Karena setiap bagian alinea, Anda juga akan melengkapi dengan kutipan, atau ilustrasi yang Anda ambil dari tulisan orang lain.

Belum lagi jika tulisan Anda dilengkapi dengan data tabel, gambar atau bagan. Maka untuk membuat tulisan sepanjang 7 sampai 10 lembar bukanlah hal yang sulit.

Dengan membuat outline demikian dan target tulisan yang harus dibuat setiap babnya, maka tinggal membuat scedule Anda. Misalnya hari ini Anda menyelesaikan bab 1 atau bab 7, tidak harus sistematis. Jadi saat menulis Anda tidak lagi fokus pada jumlah halaman akhir naskah, melainkan panjang naskah per bab.

Disamping itu perlu juga Anda ketahui. Jika Anda membuat naskah setebal 100 lembar dalam format A4 biasanya dalam bentuk buku tebalnya bisa 4/3 kali bahkan 2 kali dari naskah asli. Dan ini juga akan sangat tergantung format bukunya, buku jenis buku saku yang lebih kecil. Dengan naskah setebal 50 lembar Anda bisa mendapatkan naskah setebal lebih dari 150 lembar.

Jadi siapa bilang menulis naskah 100 lembar itu sulit. Dengan membuat sceduling per bab maka buku tebal sekalipun dapat Anda garap tanpa terasa dalam waktu beberapa bulan.

PASARKAN BUKU ANDA!!! (“LEBIH AKTIF LEBIH BAIK”)

Tidak banyak penulis yang cukup beruntung, dengan “hongkang-hongkang kaki”, bisa meraih best seller untuk karyanya. Mereka cukup menyerahkan urusan pemasaran kepada penerbit saja dan kemudian menunggu bukunya laris manis terjual.

Idealnya penulis perlu ikut serta mempromosikan karyanya jika ingin laku dipasaran. Bahkan kemampuan penulis dalam menghimpun pembeli dari jaringan yang dimilikinya menjadi salah satu pertimbangan penerbit untuk menerima sebuah naskah.

Jadi bagi Anda yang mungkin akan menerbitkan buku. Atau sudah memiliki buku namun penjualannya “mandek”, maka Anda perlu aktif memasarkannya.

Namun bagaimanakah cara jitu yang bisa digunakan penulis untuk mempromosikan bukunya?

Pertama, Anda harus sadari, kebanyakan penulis pemula atau yang belum terkenal menjual bukunya kepada orang terdekat. Mungkin kepada Saudara, teman, relasi dsb. Mereka akan lebih mudah membeli buku Anda bukan karena kualitas isinya namun karena ”Anda sendiri”. Sebagai bentuk dukungan pertemanan atau persaudaraan.

Jadi ketika Anda akan menerbitkan buku, ”demikian juga yang sudah”, sebaiknya kumpulkan no Hp, telp, email dari teman atau Saudara Anda. Jika buku Anda sudah ada di toko-toko buku mulailah melakukan promosi.

Anda juga bisa memasarkan buku Anda memanfaatkan milis pertemanan, alumni dsb melalui jaringan internet . Atau menyebarkan brosur-brosur pada saat ada pertemuan keluarga atau reunian. Dan bisa juga langsung membawa buku tersebut untuk dijual pada momen itu.

Kedua, promosikan buku Anda di tempat dimana target pembaca Anda berada. Mungkin Anda bisa mengikuti milis, atau jaringan sosial seperti facebook, yang khusus mendiskusikan hal-hal yang sesuai dengan tema buku Anda. Misalkan tema buku Anda tentang filsafat ada baiknya Anda promosikan di milis tentang filsafat.

Anda bisa juga mengirimkan brosur ke tempat perkumpulan atau organisasi yang berhubungan dengan tema buku Anda. Misalkan untuk buku tentang budidaya tanaman, sebaiknya Anda mengirimkan brosur ke kampus-kampus yang terdapat fakultas pertaniannya.

Ketiga, apakah Anda memiliki sahabat orang ternama atau pakar yang berkaitan dengan tema buku Anda? Jika ada, beruntunglah Anda!!. Mereka bisa Anda minta mereview buku Anda di surat kabar atau situs pribadinya. Tentunya nama besarnya bisa mendongkrak penjualan buku Anda.

Keempat, promosikan buku Anda melalui media massa. Jika Anda memiliki dana tidak ada salahnya mengiklankannya di majalah atau koran ternama. Tapi jika tidak mungkin Anda bisa memilih majalah atau koran internal di kantor, sekolah, dsb untuk mempublish buku anda. Biasanya biayanya lebih murah dan bisa jadi Anda tidak perlu mengeluarkan biaya.

Kelima, buatlah website atau blog yang khusus mengulas buku Anda tersebut. Disitu Anda bisa menampilkan penggalan tulisan atau informasi yang ada di buku Anda. Jadi jika pengunjung ingin mendapatkan info lebih lengkap, ya, tentunya harus membeli buku Anda.

Apa yang disampaikan di atas mungkin hanya sepenggal dari trik-trik memasarkan buku. Namun intinya Anda juga harus terlibat memasarkan buku Anda. Karena semakin laku terjual maka royality yang Anda dapatkan tentunya akan semakin besar. Jadi ”lebih aktif lebih baik” tentunya.

Minggu, 28 Juni 2009

BELAJAR KEPADA YANG TERDAHULU


Anda terobsesi untuk menulis buku? Maka Belajar kepada yang terdahulu!!!. Artinya, Anda perlu belajarlah dari penulis-penulis buku sukses. Sehingga dapat memberikan inspirasi ketika Anda membuat buku.

Apakah ini berarti penulis pemula wajib memburu penulis senior? Akan sangat menguntungkan jika Anda dapat berdiskusi dengan penulis-penulis senior. Khususnya mereka yang sukses menciptakan buku best seller.

Namun ada cara lain yang lebih simpel, dimana Anda belajar secara tidak langsung. Yakni cukup dengan mengunjungi toko buku besar seperti Gramedia atau Gunung Agung. Kemudian, tugas Anda adalah mengamati buku-buku yang dipajang dengan tema sesuai dengan minat dan bidang keahlian Anda. Untuk menghemat waktu sebaiknya Anda langsung mengunjungi bagian buku-buku best seller.

Nah, kemudian apa yang perlu Anda lakukan? Pertama, perhatikan tema-tema apa yang diangkat oleh buku-buku laris tersebut. Jika perlu catat judul-judul buku best seller yang berhubungan dengan bidang keahlian Anda.

Kedua, analisa gaya bahasa yang digunakan. Apakah menggunakan bahasa popular atau formal. Apakah menggunakan bahasa dari sudut pandang orang pertama atau bahasa tidak langsung. Kemudian dari beberapa sample buku yang Anda baca, kira-kira jenis gaya bahasa bagaimana yang sering digunakan.

Setelah itu perhatian juga cara para penulis best seller mengemas artikelnya. Mulai dari bagaimana mereka membangun alinea hingga mempercantik tulisannya. Apakah alinea yang dibangun panjang atau pendek?

Apakah mereka sering menggunakan bahasa dialog dengan kutipan. Apakah mereka menggunakan kalimat pendek atau panjang ?

Apakah ada ilustrasi maupun gambar-gambar pendukung. Apakah pada artikel ada kolom khusus untuk contoh kasus. Apakah mereka menambahkan kuis atau personal test.

Informasi ini akan sangat bermanfaat sebagai masukan bagaimana Anda kemudian akan menciptakan buku Anda. Khususnya dalam pemilihan tema. Anda perlu mencari tahu, mengapa tema buku-buku best seller tersebut dapat menjaring banyak pembaca.

Apakah karena adanya momen khusus yang berhubungan dengan tema tersebut. Misalnya buku tentang “ Pencegahan Demam Berdarah” menjadi laris manis pada saat wabah DBD di berbagai daerah di Indonesia. Atau buku tentang Obama ikut-ikutan laris seiring meningkatkan popularitas Presiden Amerika tersebut.

Atau buku semacam “Jakarta Undercover” laku keras karena berisikan informasi unik tentang sisi hitam dunia prostitusi Jakarta. Tentu informasi tentang hal-hal yang menyimpang apalagi berhubungan dengan seksualitas selalu menjaring banyak pembaca.

Maka kemudian Anda bisa menentukan tema dengan cara yang sama. Apakah dengan mengangkat solusi praktis terhadap masalah yang tengah dihadapi masyarakat kebanyakan, mengulas hal-hal janggal, dsb.

Jadi dengan belajar dari yang terdahulu akan meringankan pekerjaan Anda menentukan berbagai alternatif penulisan buku Anda. Moga-moga Andapun bisa meraih kesuksesan seperti penulis yang telah sukses terlebih dahulu. Kemudian menjadi senior atau suhu bagi penulis muda.

Jumat, 19 Juni 2009

TEMA NASKAH “MOST WANTED”

Beberapa penerbit besar sedang memburu beberapa tema naskah. Mungkin saja Anda beruntung ternyata sudah memiliki draftnya atau menguasai tema yang dibutuhkan tersebut.

Alasan mengapa penerbit sedang mencari naskah-naskah khususnya tersebut tak lain karena alasan pasar. Ternyata penjualan dengan buku-buku dengan tema-tema tertentu tersebut cukup tinggi.

Adapun jenis naskah yang tengah dicari oleh penerbit antara lain:
1. Tentang kesehatan, perawatan bayi, tips-tips menjaga kebugaran, dsb
2. Tentang komputer, sebuah penerbit tengah mencari naskah mengenai mengajar komputer untuk anak-anak.
3. Tentang pertanian, sebuah penerbit besar menginformasikan sedang membutuhkan naskah tentang budidaya kelapa sawit, tanaman penghasil atsiri dan pemeliharaan kantong semar.
4. Tentang informasi menarik, sebuah penerbit sedang mencari naskah yang berani membongkar kasus malpraktik kedokteran.
5. Tentang peluang bisnis, beberapa penerbit mengatakan siap menerima naskah tentang peluang usaha yang didasarkan success story.

Bagi rekan-rekan yang berminat mengirimkan naskah terkait tema di atas. Atau setidaknya merasa menguasai hal-hal di atas bisa menghubungi Sipayung Consultant melalui email moan_bb@yahoo.com atau melalui nomor Hp yang ada di blog ini.

DARI BLOG TERBITLAH BUKU

Anda suka menulis di blog? Kalau ya, beruntunglah Anda. Karena kebiasaan tersebut bisa membuat Anda memiliki buku sendiri dengan mudah.

Sadarkah Anda banyak buku-buku yang ternyata adalah kumpulan tulisan dari blog pribadi. Salah satunya adalah buku karya Raditya Dika, yang sukses menjadi best seller untuk buku Kambing Jantan.

Kebetulan saya pernah menggarap buku Paman saya dengan cara demikian. Isi buku tersebut tak lain adalah kumpulan tulisannya di blog www.meontology.blogdrive.com.

Jadi jika Anda sering mempublikasikan tulisan di blog Anda, cobalah cek kembali koleksi Anda tersebut. Barangkali bisa dikumpulkan menjadi sebuah buku. Asalkan topiknya berkaitan satu sama lain.

Misalnya Anda suka menulis tentang trik-trik mempercantik blog. Atau ”Kiat-kiat berbisnis dengan modal dengkul” di blog. Jika ini dipublikasikan menjadi buku pasti bisa mengundang pembaca. Dan Anda bisa mendapatkan keuntungan materi dari royaliti penjualan.

Apalagi jika tulisan Anda sifatnya adalah tentang trik-trik, how to? Karena buku-buku yang banyak menjaring pembaca adalah yang isinya adalah tentang hal-hal yang praktis.

Hanya saja ketika hendak dijadikan buku Anda perlu mengemas tulisan-tulisan tersebut terlebih dahulu. Tentu pilih tulisan-tulisan yang berkaitan atau memiliki kesamaan tema. Kemudian susun secara sistematis. Sehingga tulisan Anda tampak benang merahnya, meskipun Anda menuliskannya pada saat yang berbeda.

Setelah itu edit tulisan Anda. Karena tulisan di blog adakalanya dipenuhi salah ketik, atau tata bahasa yang tidak baku. Dan lebih baik lagi jika bisa ditambahkan dengan ilustrasi atau gambar pendukung. Sehingga naskan Anda tersebut menjadi lebih menarik dan cocok untuk tampilan buku.

Kemudian hal penting lainnya, tentukan judul dari naskah Anda tersebut. Pilihlah judul yang menarik namun singkat, sebaliknya tidak lebih dari 5 kata. Setelah naskah Anda sempurna maka dapat Anda kirimkan kepada penerbit yang sesuai.

Jadi hobi menulis di blog ternyata bisa menguntungkan. Bagi Anda yang biasa menghasibkan menghabiskan waktu menulis tentang hal-hal yang Anda ketahui di media maya tersebut. Perlahan tapi pasti kelak tulisan tersebut dapat menjadi naskah buku Anda sendiri.

Minggu, 14 Juni 2009

TIPS UNTUK BELAJAR MENULIS

Bagi kebanyakan orang menulis adalah hal yang paling membosankan. Dosen saya pernah mengatakan bahwa ia salut dengan orang-orang yang bisa membuat ulasan ringan bertajuk Politik sebanyak 2 lembar A4 dalam waktu 1 jam. Ia mengaku kesulitan membuat tulisan bertema demikian dalam waktu singkat, walaupun hanya artikel 1 lebar.

Teman saya, sebut saja Rudi, bahkan sampai harus membayar orang lain untuk mengerjakan skripsinya. Baginya mengarang atau membuat tulisan adalah pekerjaan tersulit dalam hidupnya.

Mengapa bisa demikian? Mungkin saja karena kebanyakan dari kita tidak terbiasa menulis. Idealnya kemampuan menulis harus sudah dilatih sudah sejak kecil.
Namun menurut Prof Ono Purbo sistem pendidikan di Indonesia tidak mendidik siswa untuk bisa mengungkapkan gagasan lewat tulisan atau omongan. Sekolah tidak pernah mengajari ngomong atau nulis. Guru hanya mendikte saja (Indo pos, 09/2-2008). Umumnya para penulis di Indonesia mengembangkan kemampuan menulis secara otodidak

Jika demikian bagaimanakah caranya agar kita terbiasa menulis?

Untuk belajar menulis, pertama sekali Anda harus menekankan pada diri Anda bahwa menulis tidak sulit. Terasa susah sebenarnya karena belum terampil saja. Seperti halnya orang belajar bahasa asing, awalnya sulit lama kelamaan kalau dilatih terus menerus akhir menjadi mahir juga.

Yang terpenting bagaimana membuat belajar menulis itu menjadi sesuatu yang menyenangkan. Tidak membuat stress apalagi bt.

Oleh sebab itu berdasarkan pengalaman saya ada beberapa tips untuk belajar menulis.

1. Mulailah dengan menuliskan pengalaman Anda. Akan lebih mudah menuliskan pengalaman melihat kucing kawin di dekat rumah daripada membuat tulisan berjudul Politik Indonesia. Menuliskan pengalaman sendiri bakal menjadi aktivitas yang menyenangkan. Dan saya yakin kita tidak akan kehabisan bahan jika menceritakan apa yang kita alami. Tuliskanlah semua hal-hal yang Anda lihat termasuk apa yang Anda rasakan, apakah marah, kesel, lucu. Gunakan kata Aku dalam tulisan tersebut.

2. Tidak perlu pusing dengan sistematika penulisan. Banyak orang yang mulai belajar menulis dengan kekhawatiran jika tulisannya jelek. Atau tulisannya kacau balau, tidak jelas strukturnya, dsb..dsb..nya. Saran saya, untuk sementara, tidak perlu pusing dengan hal itu. Anggap saja tulisan itu untuk diri Anda sendiri. Cobalah menikmati kesenangan membuat karya Anda yang orisinil. Saya jamin Anda akan merasa senang setelah menyelesaikan karya perdana Anda, meskipun hasilnya tidak sempurna. Karena menciptakan adalah pekerjaan yang menyenangkan.

3. Buatlah tulisan pendek. Bagi para pemula saya menyarankan untuk membuat tulisan pendek dulu. Untuk sementara jangan berharap muluk, misalnya membuat tulisan 20 lembar. Cobalah membuat tulisan ringan 1 lembar, kalau perlu dengan spasi double. Artinya biar Anda dapat segera memiliki sebuah karya. Dan terbukti Anda bisa menulis. Saya jamin Anda akan senang melihat karya Anda itu dapat diselesaikan tanpa membuat stress. Jika senang maka Anda akan ketagihan menulis. Kemampuan membuat tulisan panjang akan terbentuk dengan sendiri jika Anda sudah terbiasa menulis.

4. Tulislah kata atau kalimat yang terlintas dalam pikiran Anda sebagai kalimat pembuka. Hal tersulit bagi seorang pemula dalam membuat tulisan pembuka. Kira-kira, enaknya memulainya bagaimana, ya? Kalimat awal bagusnya bagaimana, ya? Intinya tuliskan saja kalimat yang ada dibenak Anda secara sembarang, jika tidak cocok nanti bisa dikoreksi. Biasanya setelah membuat kalimat pembuka pikiran kita akan lebih mudah mengembangkan ide-ide selanjutnya. Tidak percaya? Silahkan Anda buktikan sendiri.

5. Jika ingin membuat tulisan yang agak serius buatlah outline tulisan. Outline adalah garis-garis besar membuat struktur tulisan. Outline menuntun kita membuat satu bentuk tulisan (wp.netsains.com, 2007). Untuk membuat outline tuliskanlah apa saja yang muncul dalam pikiran Anda secara bebas terkait topik yang hendak Anda bahas. Termasuk hal-hal yang Anda rasa tidak relevan. Setelah itu kumpulkan data-data atau kutipan dari bahan-bahan tertulis yang terkait dengan tulisan Anda. Kemudian tuliskan pandangan Anda secara umum, misalnya “Premanisme tidak boleh dipelihara di republik Indonesia”. Setelah itu dukung pandangan tersebut dengan ide-ide, opini atau data-data yang telah Anda kumpulkan sebelumnya. Setelah itu rangkailah menjadi tulisan utuh.

6. Banyaklah membaca buku. Agar bisa menulis Anda harus sering membaca buku. Ada dua alasan membaca itu penting bagi penulis. Pertama buku dapat menjadi sumber pengembangan ide-ide baru. Kemudian Anda juga bakal menemukan banyak istilah-istilah atau kata-kata baru dan mengenal berbagai teknik penulisan. Inti Anda wajib membaca setiap hari.

Menulis itu tidak sulit. Syaratnya Anda harus belajar setiap hari dengan menulis dan menulis. Saya jamin jika anda rajin membuat tulisan lama kelamaan Anda dapat menulis dengan mudah. Dan tidak lagi menjadi pekerjaan tersulit dalam hidup Anda seperti yang dialami teman saya.

Senin, 01 Juni 2009

MENGAPA NASKAH ANDA DITOLAK PENERBIT?


Saudara saya sudah ogah mengirimkan naskahnya ke penerbit. Alasannya setelah mencoba mengirimkan naskah-naskahnya, hasilnya selalu sama, yakni penolakan. Mulai penerbit besar maupun menengah tidak ada yang bersedia menerbitkan naskahnya tersebut.

Mungkin Anda juga pernah mengalami apa yang dialami Saudara saya. Alhasil Andapun menjadi patah semangat dan membiarkan naskah-naskah berharga Anda tersimpan begitu saja di komputer. Bisa jadi Andapun kemudian menguburkan impian menjadi penulis.

Saya harus mengatakan, ketika naskah Anda ditolak, jangan kemudian langsung menilai diri Anda tidak layak menjadi penulis. Ini artinya Anda perlu memperbaiki naskah Anda agar sesuai dengan kebutuhan penerbit.

Pada dasarnya ada beberapa alasan mengapa penerbit menolak sebuah naskah.

1. Ide yang disampaikan di naskah tersebut sesuatu yang sudah sering diulas di buku-buku yang telah terbit. Atau barangkali ide dasarnya sebenarnya sudah usang. Misalnya Anda memiliki naskah tentang "Membuat Blog", namun isinya tidak berbeda bahkan tidak lebih baik dari buku blog yang telah ada di toko-toko buku. Sehingga wajar jika penerbit menolak naskah Anda. Atau Anda mencoba menawarkan naskah tentang suplir yang nyata-nyata tidak lagi diminati untuk dibudidayakan, sudah dapat dipastikan naskah Anda bakal ditolak.

2. Naskah tidak dikemas dengan baik. Bisa saja ide dasar dari naskah Anda menarik atau unik, tapi bahasa yang Anda gunakan jelimet, format naskah berantakan. Dan cara Anda menyampaikan ide berputar-putar alias tidak fokus. Wajar jika penerbit menolak naskah demikian, karena bisa saja redaksi sudah keburu bingung membaca naskah Anda, apalagi jika diterbitkan, pembaca juga bakal ikut-ikutan bingung.

3. Naskah terlalu ilmiah atau bahasa terlalu berat bagi orang awam. Orang tidak membaca buku yang berat dan mengandung pengetahuan yang mendalam. Kalaupun ada hanya segelintir orang. kebanyak orang ingin membaca buku yang mudah dipahami. Jadi meskipun Anda seorang pakar terhebat di negeri ini, namun ketika Anda menyajikan naskah Anda dengan bahasa yang terlalu tinggi yang mustahil dipahami orang awam, maka penerbit bakal menolak naskah Anda. Karena bagi penerbit mengharapkan buku Anda nanti bakal dibeli banyak orang, karena semakin tinggi pembelian maka penerbit semakin diuntungkan.

Oleh sebab itu jika naskah Anda ditolak coba evaluasi, apakah ada hal-hal yang terkait dengan poin-poin di atas. Dan langkah selanjutnya adalah memperbaiki naskah Anda agar lebih sesuai dengan kebutuhan penerbit. (Kami juga siap membantu Anda yang hampir frustrasi akibat penolakan naskah)