;

Senin, 29 Maret 2010

Layanan Kami dan Biayanya

Dibawah ini adalah list jasa dan biaya yang kami tawarkan.

1. Biaya yang kami terapkan pada dasarnya ditetapkan berdasarkan layanan yang diberikan dan kemampuan bimbingan.

2. Untuk bimbingan menulis secara umum kami menetapkan 2 sistem yakni a) target 1 buku terbit dengan biaya Rp. 1.000.000,- b) bimbingan selama setahun dengan biaya Rp. 2.000.000,- (bisa berubah sesuai dengan kemampuan dan tingkat kesulitan) atau

3. Untuk jasa co dan ghostwriter kami menetapkan biaya Rp. 4.000.000 untuk penulisan min 50 lembar.

Pembayaran dilakukan ke nomor rekening 1570000914094, Bank Mandiri cab. Depok a.n. Halomoan H.A. Sipayung.

Minggu, 28 Maret 2010

Buku Menarik "Panduan Praktis Memelihara Koi"


Setidaknya ada manfaat yang bisa didapatkan dari memelihara koi. Pertama, untuk hiburan. Memandangi koi berenang ke sana kemari, mendengar kecipak air kolam membuat stres hilang. Kedua, mendatangkan keuntungan ekomoni, khususnya bagi hobiis yang mampu memijahkan koi atau ikut kompetisi. Buku ini hadir menjadi solusi Anda karena memuat segala hal mengenai pemeliharaan koi yang perlu diketahui. Buku ini dapat diperoleh di toko buku Gramedia, Gunung Agung dan toko-toko buku lainnya.

Sabtu, 27 Maret 2010

BUKU KAMU KOK NGGAK BERMUTU???


“Buku kamu kok, dangkal ya? Kalau isinya cuma gitu-gitu aja aku juga bisa buatnya”, kritik Budi kepada temannya terhadap bukunya yang baru saja terbit, yang berjudul“ Kiat Merawat Komputer”. Komentar itu sontak sang sahabat “terdiam”, dan mendadak ikut-ikutan ragu dengan kualitas bukunya tersebut.

Hanya saja, sampai saat ini si Budi, yang memberikan komentar tersebut , belum pernah menerbitkan buku yang “gitu-gitu aja”. Termasuk juga buku “yang tidak gitu-gitu aja” (yang tidak dangkal).

Buku Untuk Pencerahan
Salah satu fungsi buku adalah memberikan pencerahan. Memberikan pengetahuan yang bermanfaat bagi orang banyak. Namun layakkah buku yang bersifat “ mendalam dan njelimet” dianggap mencerahkan jika yang paham dengan isinya tidak lebih dari 2 orang di seluruh Indonesia.

Saya harus mengapresiasi penulis yang rela membagikan pengetahuannya yang bersifat sederhana semacam “kiat-kiat praktis” kepada masyarakat awam. Pasalnya target pembaca dari buku-buku bergenre demikian bisa mencapai ribuan bahkan ratusan orang.

Buku semacam “ Kiat Mempelajari Internet” barangkali telah menjadikan ratusan orang yang tadinya tidak paham internet menjadi paham. Bahkan mungkin ada dari mereka yang kemudian memanfaatkan jaringan tanpa batas tersebut untuk mencari pekerjaan atau berbisnis secara online.

Demikian juga buku praktis seperti “Rahasia Merawat Kesehatan Anak””Trik Mencari Kerja”. Saya jamin banyak orang yang memperoleh manfaat dari buku-buku demikian.

Ada saja seorang penulis yang lebih memilih menulis buku “ Integrasi Sistem Networking dengan Sistem Satelit” atau buku-buku yang siap membuat kening Anda berkerut ketika membaca.

Tentu tidak salah!!Namun menjadi salah jika kemudian ia memuji diri dengan mengatakan “ Buku seperti ini harusnya ada dipasaran dan bukan buku-buku kebanyakan tidak berbobot dan dangkal”.

Cuma kita hitung berapa orang yang bakal membaca buku memusingkan tersebut? Mungkin hanya segelitir orang dan barangkali terkesan elitis karena yang bakal membaca adalah yang “segolongan dengan si penulis”. Seolah-olah “buku ini hanya dibaca untuk kalangan sendiri”.

Tentang Tanggung Jawab Moral
Oleh sebab itu meskipun pengetahuan Anda cukup canggih tidak ada salahnya membagikan pengetahuan yang simple dan dibutuhkan ratusan, ratuan bahkan jutaan orang, dibandingkan menuliskan buku yang “super eksklusif” yang hanya dibaca segelintir orang.

Bisa saja si penulis beranggapan, semakin banyak orang yang tidak memahami bukunya maka semakin hebatlah dia. “ Anda tidak bisa mengimbangi saya soal pengetahuan”. Tentu motivasi demikian hanyalah untuk memuaskan ego.

Anda harus membagikan pengetahuan Anda. Karena Anda memiliki tanggung jawab moral. Bahwa apa yang Anda ketahui bukan ciptaan Anda sendiri. Merupakan warisan orang-orang pendahulu Anda dan juga menjadi hak orang lain untuk memilikinya.

Jadi dengan membagikan pengetahuan yang sederhana, praktis dan mudah dihapami, Anda telah berkontribusi mencerdaskan ratusan atau jutaan pembaca Anda. Membuat mereka yang tidak tahu tentang sesuatu hal sebelumnya menjadi tahu.

Oleh sebab itu menulis buku yang sederhana dan praktis adalah sesuatu yang harus juga dilakukan setiap orang yang memiliki orang yang berpengetahuan. Tentu saya bukan bermaksud mengatakan bahwa menulis buku yang mendalam adalah tidak bermoral dan tidak diperbolehkan. Setiap penulis memiliki hasrat untuk menciptakan sesuatu yang baginya adalah maha karya yang berisikan pengetahuan dan pemikiran terbaiknya. Namun sebagai sebuah tanggung jawab moral Anda juga harus rela menuliskan sesuatu yang berguna bagi masyarakat luas.

Pasalnya disana ada begitu banyak orang yang membutuhkan ilmu Anda, namun mereka ingin dapat memahami dalam batas-batas ketidaktahuannya. Maka mereka berharap ada saja orang yang mau membagikan hal-hal yang dibutuhkannya sesuai tingkat kebutuhan dan kemampuannya..

Kamis, 25 Maret 2010

CARA MEMBUAT ALINEA PEMBUKA YANG GENIT

Tahukah Anda bahwa kebanyakan pembaca adalah orang yang egois. Bagitu membaca kalimat atau alinea pertama Anda rasanya tidak menarik, maka mereka enggan membaca tulisan Anda lebih lanjut.

Mungkin Anda bias saja menyalahkan si pembaca.

“ Membaca tulisan tidak boleh begitu”.

Namun bagaimana jika kebanyakan orang berlaku demikian pada tulisan-tulisan yang dibaca? Dan anyalnya Anda tidak boleh protes.

Oleh sebab itu Anda harus mampu menggoda pembaca untuk terus membaca. Caranya? Rayulah dengan kalimat pembuka yang memikat. Caranya? Wah, Anda terlalu banyak bertanya.

Oke, yang penting Anda ketahui orang akan membaca isi tulisan Anda jika kalimat pertama Anda membuat rasa penasaran. Ketika melorotkan matanya ke alinea pertama maka Anda harus membuat mereka berkata “ Masa sih?’ Ko Bisa sih? Gimana Caranya?


Coba simak contoh alinea pertama di bawah ini

Indonesia adalah negera yang besar, yang memiliki banyak pulau. Rakyatnya terdiri dari berbagai suku bangsa. Dan letaknya sangat strategis di antara benua Asia dan Australia.

Mungkin dengan membaca sekilas saya jamin Anda tidak penasaran. Paling-paling Anda nyeletuk “ Ohhh, gitu, ya”; “ Indonesia Negara besar ya!!”

Style penulisan alinea pembuka seperti ini biasanya sering digunakan menuliskan laporan atau makalah seminar. Dan biasanya tidak banyak orang yang suka membaca tulisan model demikian kecuali yang berkepentingan dengan hasil laporan tersebut.

Namun bagaimana jika diubah menjadi demikian.

Banyak orang beranggapan bahwa orang Indonesia adalah orang yang baik hati. Namun survey membuktikan bahwa mayoritas orang Indonesia moralnya tidak baik dan hipokrat.

Mungkin Anda yang membacanya bakal berguman dalam hati “ Masa, sih?” ‘ Boong kali?” Dipastikan mereka yang penasaran akan melanjutkan pembacaan karena mereka ingin tahu seperti apa researchnya.

Jadi Anda harus memupuk rasa penasaran. Dan ada beberapa trik yang dapat Anda gunakan, yakni:

Menyampaikan sesuatu yang bertolak belakang dengan keyakinan umum

Bagaimana jika sebuah tulisan dengan alinea pembuka demikian

Bagi kebanyakan orang ikan mas adalah hewan yang baik. Tapi tahukah Anda jika ikan mas di sungai Amazon ternyata bisa membunuh seekor kuda.

Tentu keyakinan awam adalah “ ikan mas tidak mungkin membunuh kuda” namun nyatanya ada kejadian yang menujukkan hal sebaliknya.

Mungkin Anda merasa bahwa seorang bakal kaya kalau dia adalah seorang terpelajar. Tapi pandangan itu terbukti salah karena seorang pemulung yang tidak pernah mengenyam pendidikan saat ini telah menjadi seorang jutawan.

Yang menjadi keyakinan awam adalah “ tidak mungkin seseorang kaya tanpa sekilah” namun nyatanya tidak demikian.

So apakah Anda ingin membaca isi selanjutnya?

Menyampaikan sesuatu yang heboh atau mengagetkan

Anda juga bisa membuat alinea pembuka seperti ini

Luar biasa!! Rahasia menggali potensi diri ternyata telah ditemukan dan Andapun bisa mengetahuinya.

Ini mengerikan, kata Rudiawan seorang jutawan CD. Kalai rahasian menjual online diketahui secara luas maka saya akan tersaingi. Dan hebatnya kami akan membongkarnya untuk Anda.


Tulisan di atas adalah contoh teknik dengan menyampaikan sesuai dengan cara heboh. Tentu orang yang membacanya bakal penasaran. Atau Anda bisa menyajikan sebuah peristiwa yang mengejutkan atau tidak biasa

Rudi berhasil menjadi jutawaan pada usia 12 tahun. Dan ini ia lakukan dengan sebuah langkah-langkah mudah.

Dengan membacanya Anda akan bertanya dalam hati “ Masa, sih??”. Jika orang berguman demikian Anda sukses membuat si pembaca penasaran.

Mengangkat Masalah

Dengan teknik ini Anda mengangat masalah yang kemudian Anda beberkan solusinya. Dipastikan orang yang mengalami masalah tersebut bakal tertarik untuk membaca.

Misalnya

Apakah Anda ingin meraih sukses di usia muda? Dan ini bisa Anda dapatkan dengan cara mudah?

Tentu mereka akan membaca bagian selanjutnya karena yakin Anda menyampaikan cara atau triknya di bagian isi tulisan.

Ini adalah beberapa cara untuk menggoda pembaca untuk membaca tulisan Anda selanjutnya. Tentu inipun dengan catatan, bahwa apa yang Anda sampaikan di bagian isi tulisan adalah sesuatu yang bermanfaat. Jika tidak si pembaca akan kembali “males” dan tidak menyelesaikan membaca tulisan Anda sampai tuntas.

Sabtu, 20 Maret 2010

Lowongan: Menjadi Penulis Buku & Mengerjakan Proyek Penulisan


Kami dari Sipayung Consultant menawarkan peluang bagi Anda untuk menjadi “penulis buku” plus menjadi tim kreatif di “Sipayung Consultant”.

Kami akan mengarahkan Anda untuk menjadi“penulis buku”, Anda akan kami bimbing untuk menulis dan menerbitkan buku “atas nama Anda sendiri”. Dan dalam proses pembuatan ini kami akan mengajarkan pengetahuan tentang menulis “secara cuma-cuma”. Secara otomatis Anda akan mendapatkan royalti dari buku Anda tersebut..

Setelah berhasil menerbitkan buku, Anda akan menjadi bagian dalam tim kreatif “Sipayung Consultant” untuk membantu kami dalam mengerjakan proyek penulisan dan pengajaran (karena anggota TIM Sipayung Consultant adalah orang-orang yang sudah pernah menerbitkan buku). Anda akan mendapatkan penghasilan dari penulisan buku dan menjadi pembibing penulis muda dengan sistem sharing pendapatan.

Menariknya pekerjaan ini dapat Anda lakukan sebagai pekerjaan sampingan dan dilakukan di rumah.

Oleh sebab itu kami mencari:
1. Pria/wanita yang gemar menulis dan bercita-cita menjadi penulis buku
2. Pendidikan minimal D3 dalam bidang apa saja
3. Boleh bekerja asalkan memiliki waktu untuk mengerjakan proyek penulisan
4. Usia Maks 30
5. Diutamakan yang berdomisili di Depok/Ragunan

Bagi yang berminat silahkan mengirim CV dan beberapa artikel karya Anda ke alamat email moan_bb@yahoo.com. Untuk informasi lebih lanjut silahkan menghubungi kami melalui nomor telp 085925077652 a.n. Hendra Sipayung

Rabu, 17 Maret 2010

ENDAPKAN BEBERAPA HARI…


Setelah Anda menyelesaikan tulisan Anda, maka selanjutnya melakukan editing. Nah, kebanyakan penulis segera puas dengan karyanya, sehingga setelah editing langsung mempublish, apa itu di blog atau dikirim ke media massa. Tepatkah hal tersebut?

Tentu tidak salah. Hanya saja lebih ideal jika selesai pengeditan diendapkan beberapa hari, kemudian edit kembali. Biasanya jika langsung melakukan editing penulis hanya akan terfokus pada kesalahan pengetikan dan enggan mengutak-utik tulisan, karena masih terikat secara emosional dengan apa yang baru dihasilkannya.

So, agar penulis dapat lebih kritis dalam melihat kesalahan konsep, ketidakonsistenan penyampaian atau kekurangan dalam penyajikan ide maka Anda perlu mengurangi ikatan emosional dengan karya Anda tersebut. Caranya dengan melihat kembali artikel yang ia tulis pada hari yang berbeda.

Setelah diendapkan, Anda bisa mencek apakah ada ketidakonsistenan, ketidaklogisan dsb. Maka Anda harus berani merubah bahkan melakukan penulisan ulang untuk bagian alinea yang belum sempurna. Lakukan berbagai penyempurnaan misalnya dengan penambahan gambar atau ilustrasi.

Terkait editing berapa kalikah sebaiknya melakukan perbaikan dan pengedapan? Tentu tidak ada ukuran yang pasti. Namun sebaiknya jangan terlalu mengejar kesempurnaan. Khawatirnya Anda akan terus mengubah-ubah tulisan dan akhirnya tidak pernah selesai.

Saya biasanya melakukan 2 kali pengendapan dan 3 kali editing. Kurang lebih membutuhkan 2 hari melakukan pengemasan sebelum artikel saya publish. Tentu dalam diri saya tetap ada rasa tidak puas, tapi tulisan tersebut harus dipublish agar orang lain segera dapat menikmatinya.

Intinya, Anda perlu menyajikan tulisan yang baik namun jangan terobsesi dengan kesempurnaan. Karena pada dasarnya selama tulisan Anda memiliki pesan yang menarik, pembaca umumnya tidak terlalu memperhatikan kesalahan-kesahalan kecil.

Kamis, 11 Maret 2010

MAU JADI MENTERI YA, MENULIS!!!


Mungkin Anda berpikir bahwa saya berlebihan memilih judul tulisan ini. Tapi yang menegaskan, ini bukan bualan.

Untuk Indonesia untuk menjadi menteri ada 3 jalur. Pertama, melalui jejang karir. Artinya Anda menjadi menteri Pertanian karena Anda memang bekerja di Kementeriaan Pertanian dan telah menjabat berbagai jabatan penting di kementeriaan tersebut. Namun untuk era saat ini, peluang menjadi menteri melalui jalur ini cukup kecil. Karena posisi Menteri Anda jabatan politis atau profesional yang dipilih oleh presiden secara langsung.

Cara kedua, tentu Anda menjadi anggota partai politik, dan menduduki jabatan strategis. Walaupun “bukan pakar”, Anda masih bisa mendapatkan posisi sebagai menteri dengan cara ini, butut dari sharing kekuasaan eksekutif dan legislatif.

Nah, cara ketiga adalah dengan mengkukuhkan diri sebagai pakar . Tentu saja pertanyaan bagaimana agar Anda didaulat menjadi pakar?

Apakah dengan memiliki gelar akademis Dr. Prof maka Anda serta merta menjadi seorang pakar di mata masyarakat. Tentu tidak jika tidak ada yang mengenal Anda. Mungkin banyak pakar seksualitas di Indonesia, namun yang dikenal masyarakat sebagai ahli di bidang reproduksi itu adalah Dr Boyke, Dr Naek L. Tobing. Meskipun ada ratusan Dokter bidang tersebut di Indonesia.

Jadi bagaimana agar Anda dikenal. Tidak ada cara lain selain mempopulerkan pemikiran Anda dan salah satunya dengan menulis buku. Apalagi jika buku Anda menjadi best seller dipastikan Anda tidak hanya didaulat menjadi pakar juga menjadi selebritis. Nama Anda menjadi top Minded terkait bidang yang Anda kuasai.

Jadi tidak perlu heran ketika Bapak presiden mempertimbangkan menteri di bidang tertentu. ” Untuk menteri teknologi saya akan memilih...............”. Maka ketika nama Anda sudah demikian populas dan menjadi top minded bykan mustahil Andalah yang muncul dalam pikirannya. Dan terpilihlah Anda menjadi menteri dari kalangan profesional.

Apakah Anda tidak percaya? Silahkan saya coba...Dan buktikan kata-kata saya beberapa tahun ke depan......................

Selasa, 09 Maret 2010

ILUSTRASI VS PESAN

Ilustrasi dibutuhkan untuk mendukung sebuah pernyataan atau teori dalam sebuah artikel. Namun penggunaan ilustrasi pada sebuah tulisan dapat menyulitkan pembaca untuk menangkap maksud yang hendak disampaikan penulis.

Boleh dikatakan artikel yang dipenuhi konsep atau teori tanpa adanya ilustrasi atau contoh bakal membosankan. Apalagi konsep yang disampaikan cukup “mendalam” atau njelimet. Dipastikan pembaca yang tidak memiliki modal pengetahuan yang memadai bakal kebingungan.

Sehingga dalam sebuah tulisan demikian diperlukan ilustrasi. Fungsinya memberikan gambaran atau kontekstual terhadap teori yang disajikan. Apakah itu berupa analogi atau contoh kasus.

Hanya saja penulis sering menggunakan ilustrasi untuk ”mempertebal halaman”. Saya sering menjumpai buku-buku yang padat dengan ilustrasi. Pesannya cukup sederhana dan sebenarnya bisa disajikan dalam 70 lembar. Namun karena dipenuhi ilustrasi sehingga naskahnya mencapai 120 lembar.

Pertanyaannya kemudian tentunya, apakah strategi demikian tidak tepat?

Tentu saya tidak dapat menghakimi penulis yang melakukan demikian. Hanya saja saya sering mendapati buku-buku yang ilustrasi ada membuat saya kesulitan mendapatkan ide dasar dan keterkaitan antar konsep. Mengapa?

Ilustrasi telah menutupi ide yang disampaikan penulis. Konsep pertama diselingi ilustrasi yang terlalu panjang sebelum masuk ke konsep kedua sehingga pembaca tidak lagi melihat adanya benang merahnya. Pasalnya pikiran si pembaca sudah dipenuhi dengan ilustrasi dan terlanjur kelelahan untuk memahami konsep selanjutnya.

Oleh sebab tidak ada salahnya bagi penulis menggunakan ilustrasi. Tapi sebaiknya tidak membuat pesan utama menjadi kabur. Ilustrasi sebaiknya digunakan untuk memudahkan pembaca untuk memahami konsep yang disajikan penulis. Karena lebih baik membuat naskah 3 lembar tapi padat dibandingkan 5 lembar namun dipenuhi ilustrasi yang tidak perlu dan menguras energi pembaca untuk menyimaknya.