;

Rabu, 25 Agustus 2010

KEUNTUNGAN MENEMBUS PENERBIT BESAR


Ada beberapa keuntungan bisa menembus penerbit besar, khususnya penerbit-penerbit Group Gramedia.

Pertama, adalah soal distribusi. Begitu buku Anda terbit seketika itu sudah tersebar ke berbagai toko buku. Termasuk juga berbagai toko buku online. Sehingga tidak heran bagi penerbit besar menjual 3000 exp dalam 1 tahun adalah hal yang biasa.

Kedua, soal penempatan buku. Buku-buku saya yang diterbitkan oleh Group Gramedia, diletakkan pada bagian rak yang gampang terlihat dengan posisi melebar. Bahkan sesekali di letakkan pada display buku yang direkomendasikan. Sehingga pengunjung toko buku dapat dengan mudah mengetahui keberadaan buku saya.

Ketiga, soal editing. Jarang saya menemukan kesalahan tulisan pada buku saya yang diterbitkan oleh sebuah penerbit besar, dan hasil editing secara umum cukup memuaskan.

Keempat, soal transparansi. Biasanya penerbit besar secara terbuka melaporkan penjualan buku pada waktu yang ditentukan sesuai yang tertulis pada kontrak kerjasama. Demikian juga soal pembayaran royati, meluncur tepat waktu dan jelas dari mana besaran ini diperoleh. Sehingga saya tidak perlu mengingat atau mempertanyakan ke pada pihak penerbit tentang apa yang menjadi hak saya.

MEMBUKUKAN PIKIRAN ORANG LAIN


Anda juga bisa menggunakan pikiran orang lain untuk menerbitkan buku. Artinya Anda bisa menuliskan hal-hal yang diketahui seseorang menjadi bahan bacaan yang menarik.

Mungkin Anda mengenal baik seorang peneliti, dosen atau pakar di bidang tertentu. Dan mereka adalah orang-orang yang sibuk sehingga tidak punya waktu untuk menulis. Maka tidak ada salahnya Anda menjadi perpanjangan tangan mereka untuk menerbitkan sebuah buku. Dan jika mereka setuju Anda bisa menempelkan nama Anda sebagai penulis dalam buku tersebut.

Nah, jika Anda tertarik untuk membuat buku jenis ini, maka langkah pertama adalah menentukan topik. Artinya sebelum bertemu dengan si pakar, Anda sudah memiliki ide atau topik penulisan yang bakal disodorkan kepada si pakar.

Akan lebih baik lagi jika Anda mendapatkan topik titipan dari penerbit. Biasanya jika Anda sudah sering berhubungan dengan penerbit, biasanya bagian redaksi rela membagikan rahasia topik yang tengah mereka cari. Jadi topik yang akan Anda sodorkan kepada pakar, sudah pasti diterbitkan oleh penerbit.

Sebisa mungkin pada waktu akan bertemu dengan sang pakar, Anda tidak hanya menyodorkan topik namun juga outline tulisan. Kemudian Anda bisa menawarkan untuk menuliskan buku bagi mereka.

Jika ia setuju maka yang perlu Anda minta adalah bahan untuk penulisan. Saya harus jujur mengatakan adakalanya membuat tulisan seperti lebih mudah. Adakalanya si pakar sudah memiliki tulisan-tulisan, presentasi, atau handout yang berhubungan dengan outline kita. Jadi tugas kita hanya menggambungkan satu sama lain.

Jika data-data tidak tersedia maka Anda dapat meminta waktu untuk wawancara dengan si pakar untuk menjaring informasi yang dibutuhkan. Dan adakalanya banyak informasi yang bisa didapatkan dari teknik wawancara.

Setelah Anda mendapatkan bahan-bahan maka langkah selanjutnya adalah penulisan. Di sinilah tugas terberat Anda, karena harus mengubah bahasa teknis menjadi bahasa populer. Kemudian setiap konsep sebaik mungkin didukung dengan ilustrasi atau contoh agar memudahkan pembaca untuk memahami.

Kumpulkan juga foto-foto original milik si peneliti untuk mempercantik tulisan Anda. Maupun dengan bagan atau tabel-tabel penting.

Setelah naskah selesai, langkah awal menyerahkan kepada si peneliti untuk dikoreksi. Anda harus berhati-hati jangan sampai Anda salah menuliskan konsep, karena ketika buku ini diterbitkan orang buku ini di tulis oleh si pakar.

Jika si pakar telah setuju dengan draf naskan Anda, maka selanjutnya Anda mempersiapkan daftar pustaka dan sinopsis untuk penerbitan. Kemudian mengirimkan ke penerbit yang sesuai. Saran saya agar Anda mendapatkan keuntungan dari buku ini, tidak ada salahnya anda menerakan nama Anda sebagai salah satu menulis.

Dan dengan cara ini pula saya bisa menerbitkan beberapa buku dalam waktu singkat. Karena dengan membuat buku dari para pakar, Anda tidak perlu banyak berpikir, melakukan research. Cukup menulis ulang dari bahan-bahan yang dimiliki oleh si pakar.

Rabu, 11 Agustus 2010

SEMANGAT SAJA TIDAK CUKUP

Banyak yang bertanya pada saya, bagaimana saya bisa menyelesaikan 3 naskah bersamaan dalam waktu 3 bulan? Salah seorang rekan menuturkan bahwa ia sanggup menulis buku tentang apa saja, manajemen, politik, psikologi, namun ia bingung kok ketika setiap kali membuat rencana penulisan tidak pernah bisa ia selesai.

Salah satu kendala yang sering dihadapi penulis pemula adalah semangat yang berapi-api di awal penulisan, namun berjalannya waktu semangat itu redup dan proses penulisanpun ikut-ikutan mandek.

Seorang klien menuturkan pada saya, bagaimana buku-buku yang ada di toko buku dan sesuai bidang keilmuannya disajikan secara sederhana dan dangkal.

“Saya bisa menulis buku yang lebih baik dari ini”, ungkapnya. Namun ketika saya memintanya menulis, pada awalnya ia terlihat antusias, namun hingga saat ini naskah itu tidak selesai juga.

Jadi ingin menjadi penulis buku tidak cukup hanya bermodalkan semangat. Anda harus memiliki planning dan kedisplinan diri.

Ketika akan menulis buku, buatlah target Anda terlebih dahulu. “Saya akan menyelesaikan naskah ini dalam waktu 3 bulan”.

Setelah itu susunlah schedule, misalnya tiap minggunya Anda akan menyelesaikan 5 lembar naskah. Dan Anda dapat memplotkan hari untuk writing day. Misalnya setiap hari sabtu selama 2 jam.

Anda juga bisa memberikan reward and punishment pada diri Anda. Jika Anda tidak menepati jadwal Anda, maka Anda tidak boleh melakukan hal yang Anda senangi. Semisal, bermain game atau berolahraga. Namun jika Anda menepati jadwal, Anda dapat memberikan hadiah bagi diri Anda.

Ingin menulis buku? Maka tidak cukup hanya dengan semangat. Anda harus memiliki perencanaan, displin dan motivasi yang tinggi.

Selasa, 03 Agustus 2010

BANGUN PERSONAL BRAND MELALUI PENULISAN BUKU

Salah satu cara untuk menciptakan personal brand Anda adalah dengan menulis buku. Karena hanya dengan memiliki karya Anda bisa menyebarluaskan pengetahuan Anda tanpa hambatan.

Menariknya Anda bisa menciptakan personal brand yang specifik. Misalnya Anda adalah seorang pakar marketing. Namun ketika Anda memasarkan diri sebagai seorang marketer maka tidak ada yang menarik karena sudah banyak orang yang melabeli dirinya demikian.

Namun Anda bisa menciptakan personal brand tersediri, misalnya pakar merketing online, buzz marketing, dsb. Caranya dengan membuat buku spesifik Misalnya “ Rahasia memasarkan via blog”, “ Sukses Menciptakan Citra Positif Produk”, “ Strategi Melekatkan Merek pada Pikiran”.

Jika Anda sukses membangun personal brand ini pada bidang yang tepat melalui penulisan buku, maka Anda otomatis menjadi pakar dibidang yang baru. Selanjutnya Anda bakal menikmati hasil dari kepakaran tersebut, apakah dengan diundang sebagai pembicara? Atau diminta menjadi konsultan.

Oleh sebab itu saya mencoba menawarkan jasa “BIMBINGAN PENULISAN BUKU UNTUK PEMBENTUKAN PERSONAL BRAND”.

Apa yang akan saya berikan pada Anda melalui jasa ini?

Pertama saya akan menggali potensi yang Anda miliki untuk dapat dijadikan personal brand.

Kedua, saya menawarkan strategi penulisan dan promosi personal brand melalui penulisan buku dan pembangunan blog atau website.

Ketiga, membantu proses penulis buku hingga naik cetak. Membantu membangun web dan blog dan memberikan arahan pengelolaannya.

Ketiga, memberikan rekomendasi pemasaran personal brand lanjutan pasca penerbitan buku dan pembuatan blog atau website.

Pengelaman terkait pembangunan personal brand adalah sukses membangun brand “Pakar PERTANIAN MIKROORGANISME” dengan seorang peneliti yang saat ini telah menjadi pembicara hingga ke luar negeri.

Sukses membangun brand “ PAKAR SECURTY JARINGAN KOMPUTER HEMAT“ dari seorang ahli IT yang saat ini telah menjadi konsultan dan pembicara. Dan banyak lagi para profesional yang terbantu oleh jasa ini.

Bagi rekan-rekan yang berminat dapat menghubungi saya di nomor

MOOD JELEK MEMBUAT MENULIS JADI MANDEK?


Saya sering mendapat pertanyaan, baik dari rekan di FB atau juga pengunjung blog, bagaimana sih cara mengatasi bad mood ketika menulis?

Atau dengan kata lain, “Bagaimana caranya biar bisa nulis terus walaupun mood sedang tidak baik? “.

Tentu ini bukan pertanyaan yang mudah dijawab. Pasalnya saya juga pernah mengalami kesulitan menyelesaikan artikel singkat gara-gara mood lagi jelek.

Jadi, apakah ini berarti mood menjadi faktor penentu seorang penulis bisa mengerjakan sebuah tulisan?

Pada awalnya saya berpikir demikian. Namun tidak ketika saya mengerjakan naskah kejar tayang.

“Jika naskah ini tidak selesai dalam 2 bulan maka kami tidak bisa cetak tahun ini”, ungkap redaktur sebuah penerbit pada saya.

Atau ketika harus mengerjakan naskah seorang klien, baik sebagai ghostwriter maupun copywriter yang harus selesai pada waktu yang ditentukan.

Dalam kondisi demikian saya tidak boleh dibatas kondisi mood saya. Karena tidak mungkin saya berkata kepada klien, “ Sorry, pak, naskah belum selesai karena mood saya lagi nggak ok”.

Berbeda ketika menulis buku untuk mengisi waktu luang. Saya bisa memilih waktu yang pas untuk menulis. Apakah ketika mood saya sedang bagus-bagusnya atau ketika pikiran saya penuh inspirasi.

Namun ketika ini menjadi sebuah pekerjaan dan harus selesai tepat waktu, saya harus bisa menulis kapanpun dan dalam kondisi apapun. Bahkan saya pernah harus menulis ketika tubuh kurang fit karena sebuah naskah harus segera selesai.

Dari pengalaman menulis kejar tayang ini saya mendapatkan beberapa trik-trik menarik mengatasi hambatan menulis ketika lagi bad mood.

Pertama, bad mood bisa dilawan dengan mematok target bagi diri sendiri. Jika target tidak tercapai maka ada konsekuensinya.

Misalnya jika tidak menyelesaikan naskah dalam waktu 1 bulan maka saya tidak akan pernah membaca novel kesayangan Anda.

Kedua, menciptakan metoda “baku” dalam membuat tulisan ketika mood lagi buruk. Jika lagi bad mood, saya selalu memanfaatkan teknik penjaring kalimat. Saya tuliskan saja apa yang ada dibenak saya tentang tema yang tengah ditulis.

Tidak dalam bentuk alinea utuh melainkan penanggalan kalimat yang seringkali tidak saling behubungan. Layaknya mencorat –coret kertas secara sembarangan. Setelah kertas atau 1 lembar lembar word sudah penuh saya kemudian merangkai satu-per satu menjadi sebuah tulisan utuh.

So Anda pun bisa mencari metoda, rumus atau teknik praktis untuk menulis ketika mood sedang buruk. Memang tulisnnya bisa ditebak kurang ada spiritnya. Namun itu bisa diperbaiki ketika mood Anda sedang baik.

Ketiga, saya yakin ketika Anda membiasakan menulis ketika mood lagi buruk, walaupun awalnya sulit, selanjutnya kondisi demikian tidak lagi membatasi pikiran Anda. Setidaknya saya membuktikan hal tersebut, lama kelamaan saya terbiasa menulis dalam kondisi apapun. Bahkan ketika mood saya sedang tidak ok.