;

Jumat, 03 September 2010

CARA PENULISAN YANG MEMUSINGKAN PEMBACA


Tentu setiap penulis memiliki style dalam menulis, namun ada beberapa ciri penulisan yang membuat pusing pembaca. Seringkali naskah yang dipenuhi cara penulisan yang njelimat, langsung dengan mudah divonis oleh penerbit untuk ditolak.

Setiap buku setidaknya memiliki sebuah pesan yang ingin disampaikan. Kemudian pesan tersebut dikembangkan menjadi beberapa pesan-pesan penjelas pada setiap babnya.

Jadi buku yang bertajuk " Rahasia kaya raya menjadi penulis" pesan utamanya adalah menulis aktivitas yang menguntungkan. Kemudian masing-masing bab menyajikan pesan pendukung seperti alasan aktivitas menulis menguntungkan, cara membuat karya penulisan yang bisa mendatangkan uang, bagaimana meraih keuntungan dari menulis, dsb.

Dan setiap Bab seorang penulis akan mengungkap pesan pendukung dalam keseluruhan alinea yang memiliki pokok pikiran yang diperjelas berbagai kalimat pendukung .

Sebuah tulisan menjadi membingungkan pembaca jika tidak jelas pesan utama yang ingin disampaikan. Bayangkan saja jika sebuah artikel tentang "cara mendapatkan keuntungan dari menulis" juga menceritakan secara detail bagaimana "cara mendapatkan keuntungan menjadi jurnalis". Sehingga pembaca jadi binggung sebenarnya apa yang ingin Anda sampaikan.

Kemudian ciri yang lain adalah adanya ketidakterkaitan antar kalimat, dan terjadi lompatan-lompatan pemikiran yang membingungkan. Mengapa ini terjadi?

Mungkin si penulis membiarkan pikirannya berkembang secara liar dan langsung menuliskannya. Sehingga antar kalimat menjadi tidak terarah.

Itu sebabnya setiap Penulis harus fokus pada pesan utama yang ingin dijelaskan pada artikel yang dituliskannya. Serta memiliki kerangka pikiran tentang hal apa saya yang ingin sajikan dalam artikelnya tersebut. Ide-ide yang tidak mendukung pesan sebaiknya tidak perlu ditampilkan.

Namun ada juga penulis yang sengaja membuat bahasa yang njelimat untuk menyamarkan ketidaktahuannya. Seolah-olah pembaca menjadi bingung karena tidak mampu menangkap pemikiran penulis yang kompleks. Barangkali demikian juga alasan dari banyak penulis pemula yang sengaja menempelkan berbagai kosakata aneh untuk menyamarkan tulisannya yang sebenarnya tidak memiliki pesan yang jelas.

Masalah lainnya yang sering dihadapi penulis pemula adalah membuat kalimat yang bertele-tela. Hal ini karena penulis masih terjebak kebiasaan penggunaan bahasa ucap.

Saran terbaik, ketika pikiran Anda lagi flow tuliskan saja apa yang muncul dalam benak Anda. Namun setelah menyelesaikan penulisan edit. Hilangkan kata-kata yang tidak perlu. Usahakan membuat dan memilih kalimat seefisien mungkin.

Dengan tidak membuat yang membingungkan, maka Anda telah memudahkan calon pembaca mencerna pikiran Anda. Dan membuat naskah Anda berpeluang lebih besar diterima oleh penerbit.

Tidak ada komentar: