;

Minggu, 15 Januari 2012

Apakah Saya Berbakat?


Ketika mengetahui jumlah buku yang sudah saya hasilkan, dan berapa banyak penulis yang berhasil saya bimbingan hingga naskahnya menembus penerbit, banyak orang, seketika itu, mengacung jempol. Seraya memuji saya dengan ungkapan “ Anda benar-benar luar biasa”. Atau “Anda sungguh-sungguh berbakat”.

Benarkan demikian. Apakah benar saya memiliki hal yang berbeda dari banyak orang, yang memungkinkan saya meraih sukses dalam dunia penulisan?

Tidak banyak orang yang tahu ‘bagaimana kemampuan menulis saya 8 tahun yang lalu’. Berbeda dengan cerita tentang para penulis yang kadang disebutkan sudah memperlihatkan bakatnya menulis sejak kecil. Saya sepertinya tidak punya kejadian istimewa pada anak-anak yang meyakinkan saya memiliki bakat menulis.

Saat sekolah “mengarang” menjadi aktivitas yang paling tidak menyenangkan yang berlanjut hingga saya duduk dibangku kuliah. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana teman-teman saya bisa membuat artikel hingga puluhan lembar dengan mudah.Padahal bagi saya pada saat itu, menulis 1 lembar sudah merupakan perjuangan berat.

Dulu, bahkan, saya adalah penulis yang buruk. Nilai essay saya jarang meraih hasil yang memuaskan ketika kuliah. Jika harus menulis maka saya akan memperbanyak penggunaan kata penghubung untuk memenuhi kertas, penjelasan tidak runut dan sulit dimengerti. Bahkan tulisan pertama yang ingin saya publish tidak layak diterbitkan, bahkan di majalah internal organisasi kampus

Lalu bagaimana saya kemudian memutuskan menjadi penulis?

Semua itu berawal dari kecintaan saya membaca buku sejak kuliah. Uniknya saya lebih suka membaca buku diluar bidang keilmuan yang sedang saya geluti.

Saya terobses menjadi pakar di bidang yang saya pelajar secara otodidak tersebut. Namun sejenak saya berpikir, bagaimana kelak saya bisa diakui menjadi pakar dalam suatu bidang itu meskipun saya tidak pernah mempelajarinya melalui pendidikan formal.

Pada saat itulah saya punya pandangan, khususnya dari beberapa buku yang say abaca, bahwa orang bisa menjadi pakar jika ia menuliskan apa yang ia ketahui. Lalu saya memutuskan ingin menjadi penulis.

Apa yang saya lakukan kemudian? Saya membaca sejulah buku tentang menulis, saya mencoba membiasakan menulis setiap hari dengan topik-topik sederhana menyangkut pengalaman saya sendiri. Lalu sayapun mencoba membuat tulisan tentang bidang-bidang yang saya pelajari secara otodidak.

Hasilnya, tentu tidak memuaskan. Bahkan ketika saya menunjukkannya pada seorang jurnalis, seketika itu tulisan saya dipenuhi coretan. Namun saya tidak putus asa. Setiap hari saya belajar menulis. Dan saya bisa melihat bagaimana semakin sering saya menulis, semakin bagus tulisan saya.

Hasilnya, dengan melakoni kebiasaan ini, beberapa tahun kemudian saya berhasil menerbitkan buku pertama saya.

Jadi jika saya kemudian ditanyakan, bagaimana saya bisa menjadi penulis? Saya tidak pernah yakin hal ini diakibatkan bakat yang dimiliki.

Selama puluhan tahun saya menganggap menulis adalah pekerjaan yang tidak menyenangkan. Namun, ketika saya memutuskan ingin menjadi penulis dan bekerja keras, sayapun bisa mewujudkan impian tsb.

Itu sebabnya saya meyakini bahwa siapa saja bisa jadi penulis asal 1) punya impian dan hasrat yang tinggi menjadi penulis, 2) mau berlatih menulis secara terus menerus dan 3) belajar menulis dari buku atau dari narasumber scara langsung.

1 komentar:

Batulayar Sehat mengatakan...

yang penting, tidak berbakat menulis bukan berarti berhenti menulis kan? ^^
https://sepinate.wordpress.com/2015/10/15/tidak-berbakat-menulis-stop/