;

Selasa, 03 Agustus 2010

MOOD JELEK MEMBUAT MENULIS JADI MANDEK?


Saya sering mendapat pertanyaan, baik dari rekan di FB atau juga pengunjung blog, bagaimana sih cara mengatasi bad mood ketika menulis?

Atau dengan kata lain, “Bagaimana caranya biar bisa nulis terus walaupun mood sedang tidak baik? “.

Tentu ini bukan pertanyaan yang mudah dijawab. Pasalnya saya juga pernah mengalami kesulitan menyelesaikan artikel singkat gara-gara mood lagi jelek.

Jadi, apakah ini berarti mood menjadi faktor penentu seorang penulis bisa mengerjakan sebuah tulisan?

Pada awalnya saya berpikir demikian. Namun tidak ketika saya mengerjakan naskah kejar tayang.

“Jika naskah ini tidak selesai dalam 2 bulan maka kami tidak bisa cetak tahun ini”, ungkap redaktur sebuah penerbit pada saya.

Atau ketika harus mengerjakan naskah seorang klien, baik sebagai ghostwriter maupun copywriter yang harus selesai pada waktu yang ditentukan.

Dalam kondisi demikian saya tidak boleh dibatas kondisi mood saya. Karena tidak mungkin saya berkata kepada klien, “ Sorry, pak, naskah belum selesai karena mood saya lagi nggak ok”.

Berbeda ketika menulis buku untuk mengisi waktu luang. Saya bisa memilih waktu yang pas untuk menulis. Apakah ketika mood saya sedang bagus-bagusnya atau ketika pikiran saya penuh inspirasi.

Namun ketika ini menjadi sebuah pekerjaan dan harus selesai tepat waktu, saya harus bisa menulis kapanpun dan dalam kondisi apapun. Bahkan saya pernah harus menulis ketika tubuh kurang fit karena sebuah naskah harus segera selesai.

Dari pengalaman menulis kejar tayang ini saya mendapatkan beberapa trik-trik menarik mengatasi hambatan menulis ketika lagi bad mood.

Pertama, bad mood bisa dilawan dengan mematok target bagi diri sendiri. Jika target tidak tercapai maka ada konsekuensinya.

Misalnya jika tidak menyelesaikan naskah dalam waktu 1 bulan maka saya tidak akan pernah membaca novel kesayangan Anda.

Kedua, menciptakan metoda “baku” dalam membuat tulisan ketika mood lagi buruk. Jika lagi bad mood, saya selalu memanfaatkan teknik penjaring kalimat. Saya tuliskan saja apa yang ada dibenak saya tentang tema yang tengah ditulis.

Tidak dalam bentuk alinea utuh melainkan penanggalan kalimat yang seringkali tidak saling behubungan. Layaknya mencorat –coret kertas secara sembarangan. Setelah kertas atau 1 lembar lembar word sudah penuh saya kemudian merangkai satu-per satu menjadi sebuah tulisan utuh.

So Anda pun bisa mencari metoda, rumus atau teknik praktis untuk menulis ketika mood sedang buruk. Memang tulisnnya bisa ditebak kurang ada spiritnya. Namun itu bisa diperbaiki ketika mood Anda sedang baik.

Ketiga, saya yakin ketika Anda membiasakan menulis ketika mood lagi buruk, walaupun awalnya sulit, selanjutnya kondisi demikian tidak lagi membatasi pikiran Anda. Setidaknya saya membuktikan hal tersebut, lama kelamaan saya terbiasa menulis dalam kondisi apapun. Bahkan ketika mood saya sedang tidak ok.

Tidak ada komentar: