;
Tampilkan postingan dengan label penerbitan buku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label penerbitan buku. Tampilkan semua postingan

Jumat, 13 April 2012

Menerbitkan Sendiri Vs Menembus Penerbit


“Pak, apakah saya harus menerbitkan buku dengan biaya sendiri atau berjibaku mendapatkan penerbit yang bersedia mempublish karya saya?”, tanya salah seorang bimbingan.

Untuk menentukan pilihan terbaik, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebagai pertimbangan.

Apabila Anda memiliki dana yang cukup, sering diundang menjadi pembicara seminar, dan buku Anda lebih menjadi produk yang dijual, ada baiknya Anda menerbitkan secara indie. Buku-buku Mario Teguh sepanjang pengetahuan saya tidak diterbitkan oleh penerbit besar .

Namun jika dana Anda terbatas, dan Anda masih sedang membangun brand Anda sebagai pakar, ada baiknya Anda berupaya menembus penerbit besar. Mengapa demikian?

Jika buku Anda diterbitkan oleh sebuah penerbit besar tanpa mengeluarkan biaya apapun, maka waktu yang diperlukan dari pengiriman naskah hingga cetak cukup lama, bahkan tahunan. Selain itu Anda hanya akan mendapatkan sharing 10 persen dari hasil penjualan buku Anda.

Hanya saja, penulis yang sukses menembus penerbit ternama akan mudah dianggap sebagai seorang pakar. Kelebihan lain dari penerbit besar adalah, buku Anda terdistribusi secara luas ke seluruh toko buku di Indonesia dan dengan waktu pajang yang relatif lama.

Kalau Anda menerbitkan secara indie, maka Anda harus mengeluarkan biaya untuk menerbitkan buku . Penerbit indie tidak selalu memiliki jaringan distribusi sebaik penerbit besar dan kadang harus bekerjasama dengan distributor.

Namun dengan membiayai sendiri maka proses penerbitan bisa lebih cepat, dan sharing profit yang bisa Anda peroleh jelas lebih besar.

Jadi memilih menerbitkan buku sendiri atau mencari penerbit yang mau mempublish karya Anda memiliki plus minus. Oleh sebab itu keputusan terbaik tergantung pada orientasi Anda .

Senin, 04 April 2011

JIKA NASKAH ANDA DITOLAK

Saya sering mendengarkan cerita, bagaimana seorang penulis yang terlanjur down untuk mengirimkan naskahnya ke penerbit. Penyebabnya tak lain karena naskahnya ditolak oleh sebuah penerbit.

Tentu ini menyedihkan, karena mereka tidak menyadari bahwa , penolakan penerbit belum akhir dari segalanya. Artinya masih ada peluang naskah di terbitkan. Toh, sebagian besar penulis besar juga pernah mengalami penolakan naskah oleh penerbit.

Sesungguhnya, jika naskah Anda ditolak, maka hanya 2 artinya. Pertama, naskah Anda itu tidak cocok dengan penerbit tersebut. Dan tidak mustahil, ada penerbit lain yang membutuhkannya namun Anda belum menemukannya. Kedua, naskah tersebut membutuhkan perbaikan dari Anda agar lebih baik dan layak terbit.

Jika demikian, apakah yang perlu Anda lakukan jika naskah Anda ditolak.

Jelas hal yang perlu Anda lakukan adalah memperhatikan tanggapan penerbit. Jika penerbit tersebut merasa tema Anda tidak cocok, bisa jadi Anda belum tepat membidik penerbit. Namun jika disebutkan jika penyajian naskah Anda kurang baik maka Anda perlu melirik kembali karya Anda. Perhatikan apakah benar penyajiannya masih amburadul.

Jika disebutkan tema Anda kurang tidak cocok, maka jangan patah semangat, karena Anda masih bisa mengirim ulang naskah Anda ke penerbit lain. Ada baiknya ketika Anda akan memilih penerbit, pelajari karakteristik naskah yang diterbitkan penerbit sasaran Anda. Lihat, apakah tema ini sesuai dengan judul buku yang mereka terbitkan.

Jika naskah Anda ditolak ke penerbit besar ada baiknya, Anda dapat mengirim ulang ke penerbit menengah. Atau ke penerbit yang menginformasikan tengah mencari naskah yang bisa Anda lacak di internet.

Namun bagaimana jika kembali ditolak?, Anda bisa mengirimkan ulang naskah Anda di penerbit yang lain. Tapi tidak ada salahnya Anda melakukan pengemasan ulang sebelum naskah tersebut dikirim kembali.

Caranya adalah melihat apakah tema yang pilih terlalu teknis. Jika terlalu teknis maka Anda bisa mengubahnya menjadi lebih umum. Hal ini bisa Anda lakukan dengan penambahan bab, atau penambahan materi. Namun ada baiknya Anda memilih tema untuk pembaca umum.

Setelah itu perhatikan gaya bahasa Anda. Apakah cukup dimengerti. Untuk mengetahui apakah cara penulisan Anda bisa dipahami, mintalah orang lain untuk membaca karya Anda dan dapatkan masukan dari mereka.

Jika Anda sudah melakukan pengemasan, maka Anda bisa mengirim ulang naskah Anda.

Namun bagaimana jika naskah Anda kembali ditolak. Maka yang perlu Anda lakukan adalah mencari tema baru namun Anda masih bisa menggunakan tulisan dan informasi dari naskah Anda yang ditolak. Kemudian kirim ulang.

Hal yang perlu Anda perhatikan ketika mengirimkan naskah dan melakukan perbaikan adalah

Pertama, sebaiknya kirimkan naskah Anda dengan synopsis dan target pembaca dari buku Anda. Ada baiknya sampaikan juga bagaimana Anda ikut serta membantu dalam memasarkan buku Anda.

Kedua, setiap kali melakukan perbaikan naskah atau perubahan tema, simpanlah selalu naskah yang lama. Bisa jadi jika Anda sudah melakukan perubahan yang sangat signifikan, sebenarnya Anda sudah memiliki 2 naskah yang berbeda. Jika Anda beruntung, naskah yang tadinya Anda rasa tidak layak cetak, bisa saja memiliki peluang untuk diterbitkan, khususnya melalui penerbit-penerbit baru. Jadi tetaplah disimpan.

Senin, 25 Oktober 2010

MENGGUNAKAN JASA GHOST ATAU CO WRITER

Ada banyak penulis yang menawarkan jasa penulisan buku bagi mereka yang ingin memiliki buku namun tidak memiliki waktu untuk menulis. Hanya seringkali kerjasama ini bisa menimbulkan masalah jika si pengguna jasa tidak memahami fungsi seorang ghostwriter atau cowriter tersebut.

Satu hal yang perlu disadari bahwa ghostwriter maupun cowriter bukanlah si pemilik pemikiran. Mereka menuliskan berdasarkan batas pemahaman mereka tentang ide-ide si calon penulis utama. Dipastikan bisa saja si ghostwriter maupun cowriter tidak dengan tepat menuliskan sesuai yang diinginkan si pengguna jasa.

Oleh sebab itu walaupun menggunakan jasa penulis tersebut namun si pemilik buku kelak harus ikut serta mengevaluasi naskah yang dituliskan si penulis pendamping. Maka ketika menggunakan jasa cowriter maupun ghostwriter hal yang perlu Anda perhatian adalah:

1. Sebaiknya pilihlah penulis biasa menulis bidang sesuai dengan bidang Anda. Ini bisa Anda ketahui dari buku-buku karyanya atau dari CV yang ia kirimkan. Namun, jika Anda memilih penulis yang tidak sesuai dengan bidang Anda, sebaiknya Anda harus sering mengevaluasi naskah agar lebih sempurna.

2. Jangan pernah mengkritik gaya penulisan seorang penulis apalagi yang sudah memiliki buku yang sudah diterbitkan. Pasalnya ia bisa saja lebih ahli dibandingkan Anda dalam bidang penulisan walaupun tidak dalam bidang keilmuan Anda. Seorang penulis akan sangat sulit mengubah gaya penulisannya dalam waktu sekejap. Sebaiknya pelajari karya-karya penulis yang ingin Anda ajak bekerjasama. Jika menurut Anda stylenya cocok dengan selera Anda maka tidak ada salahnya untuk menggunakan jasa si penulis.

3. Ingat bahwa seorang penulis tidak dibayar untuk membuat naskah yang sempurna. Ketika Anda menggunakan jasa seorang penulis perlu Anda ingat bahwa ia hanya membantu Anda merangkai kata untuk mewujudkan naskah Anda. Namun tidak membuat sebuah naskah yang 100 % sesuai keinginan Anda. Anda tetap harus ikut serta mengemasnya agar lebih menarik. Setidaknya membangun naskah hingga 60 atau 70 lembar merupakan pekerjaan yang tidak mudah dibandingkan sekedar mengoreksinya kemudian . Jadi ketika seorang penulis telah membuat naskah Anda 60 atau 100 lembar bayarkan jasa mereka. Jika Anda terlalu banyak komplain terhadap hasil kerja seorang penulis maka saran terbaik adalah " mengapa Anda tidak menulis buku Anda sendiri?".

Tentu ini perlu Anda sadari mengingat menulis buku bukan hal yang mudah. Apalagi dengan sebuah tuntutan waktu penyelesaian. Di sisi lain ketika Anda menggunakan jasa penulisan maka Anda telah menggunakan keahlian mereka untuk membuat kalimat yang mudah dipahami. Karena seorang penulis profesional adalah orang-orang menulis tidak hanya menuangkan ide ke dalam tulisan melainkan juga membayangkan pemahaman pembaca terhadap apa yang ia tuliskan.

Rabu, 25 Agustus 2010

KEUNTUNGAN MENEMBUS PENERBIT BESAR


Ada beberapa keuntungan bisa menembus penerbit besar, khususnya penerbit-penerbit Group Gramedia.

Pertama, adalah soal distribusi. Begitu buku Anda terbit seketika itu sudah tersebar ke berbagai toko buku. Termasuk juga berbagai toko buku online. Sehingga tidak heran bagi penerbit besar menjual 3000 exp dalam 1 tahun adalah hal yang biasa.

Kedua, soal penempatan buku. Buku-buku saya yang diterbitkan oleh Group Gramedia, diletakkan pada bagian rak yang gampang terlihat dengan posisi melebar. Bahkan sesekali di letakkan pada display buku yang direkomendasikan. Sehingga pengunjung toko buku dapat dengan mudah mengetahui keberadaan buku saya.

Ketiga, soal editing. Jarang saya menemukan kesalahan tulisan pada buku saya yang diterbitkan oleh sebuah penerbit besar, dan hasil editing secara umum cukup memuaskan.

Keempat, soal transparansi. Biasanya penerbit besar secara terbuka melaporkan penjualan buku pada waktu yang ditentukan sesuai yang tertulis pada kontrak kerjasama. Demikian juga soal pembayaran royati, meluncur tepat waktu dan jelas dari mana besaran ini diperoleh. Sehingga saya tidak perlu mengingat atau mempertanyakan ke pada pihak penerbit tentang apa yang menjadi hak saya.

Minggu, 31 Januari 2010

CERMATI DAN SIMPAN BAIK-BAIK KONTRAK KERJASAMA ANDA

Suatu ketika seorang penulis merasa kecewa dengan kinerja sebuah penerbit. Mulai dari editan yang acal kadut, cover dan setting buku yang terkesan norak. Hingga masalah distribusi buku yang sangat terbatas di beberapa toko buku saja. Sehingga buku tersebut terlihat kurang menjual dan sulit didapatkan.

So, si penulis kemudian memutuskan kerjasama secara sepihak, dan mencoba menerbitkan bukunya di penerbit lainnya. Namun ketika mengetahui bahwa si penulis menjalin kerjasama dengan penerbit lain, si penerbit pertama melayangkan surat protes.

Mereka menegaskan bahwa sudah ada kesepakatan bahwa kerjasama sama tersebut adalah hingga buku cetakan pertama habis terjual. Parahnya penerbit mengamcam akan melanjutkan ke jalur hukum kalau si penulis tidak memutuskan kerjasama dengan penerbit yang baru. Ironisnya, naskah sudah naik cetak dan tak lama lagi akan terbit.

Namun si penulis ingin tetap melanjutkan apa yang ia rencanakan. Pasalnya sudah kadung berjalan. Maka ia mencoba mengkonter klaim si penerbit di dasarkan kesepakatan kerjasama yang tertulis pada kontrak antara dirinya dengan penerbit.

Hanya saja ketika ingin mencari kontrak tersebut, ia mendadak menjadi panik. Mengapa? Pasalnya kontrak kerjasamanya raib entah kemana. Ia lupa dimana menyimpan kontrak kerjasamanya itu.Sehingga ia tidak memiliki dasar untuk melakukan klaim atau counter.

Hal ini akan sangat menguntung si penerbit. Pasalnya penerbit tersebut mengetahui betul apa yang menjadi hak. Namun di sisi lain, si penulis menjadi awam terhadap apa yang menjadi haknya.

Kontrak itu Penting
Kebanyakan penulis pemula tidak terlalu memperhatikan kontrak kerjasama dengan penerbit. Ketika naskahnya diterima, ia dengan anteng menerima begitu saja opsi kerjasama yang ditawarkan oleh penerbit. Dan setelah kontrak diterima, seringkali tidak disimpan dengan baik.

Biasanya penerbit akan mengirimkan dua berkas kontrak bermateri, satu diserahkan kepada penerbit satu diserahkan kepada penulis. Nah, yang untuk penulis inilah kadang tidak di simpan baik-baik. Bahkan konyolnya, seorang penulis ada yang malah mengirimkan keduanya kepada penerbit.

Oleh sebab itu bagi para penulis pemula yang akan menjalin kerjasama dengan penerbit, persoalan kontrak kerjasama ini perlu diperhatikan baik-baik. Hal yang pertama yang perlu disimak adalah opsi kerjasama. Sebaiknya pasal demi pasal disimak dengan baik. Jika ada hal-hal yang dirasa memberatkan sebaiknya disampaikan kepada pihak penerbit.

Setelah oke dengan bentuk kerjasama yang ditawarkan, sebaiknya kontrak tersebut disimpan dengan baik. Karena itu menjadi dasar untuk menuntut hak di kemudian hari. Misalnya untuk meminta pencairan royalti. Biasanya penerbit mencantumkan kapan biasanya mereka melakukan evaluasi penjualan dan penyerahan royalti.

Jadi jika disebutkan bahwa royalti diserahkan setiap tahun. Maka pada waktu yang ditentukan penulis bisa menanyakan apa yang menjadi haknya kepada penulis. Demikian juga jika dikemudian hari ada silang pendapat, maka kontrak kerjasama bisa dijadikan dasar untuk melakukan klaim atau protes.

Oleh sebab itu sebagai penulis, Anda juga harus cermat melihat kontrak kerjasama Anda. Mengingat Anda telah menyarahkan karya Anda kepada penerbit dan Anda memiliki hak yang harus dihormati dan semuanya itu tertulis di dalam sebuah kontrak kerjasama.

Senin, 18 Januari 2010

MENGAPA NASKAH SAYA BELUM TERBIT?


Mungkin saja Anda cukup beruntung karena naskah Anda diterima salah satu penerbit untuk diterbitkan. Sangkin girangnya Anda kemudian menginfokan kepada Saudara, teman tentang karya Anda tersebut . Tentunya dengan pesan tambahan, ” Jangan lupa beli, ya!!!”.

Anda kemudian menunggu. Sebulan, dua bulan, tapi tidak ada kabar dari penerbit. Bahkan sudah lewat 6 bulan tetap saja pihak redaksi tidak juga menghubungi Anda. Padahal Anda sudah terlanjur menyebarluaskan info tentang buku Anda. Tentu teman-teman Anda terus bertanya.

Maka Anda mulai curiga. Jangan-jangan, naskah tidak jadi diterbitkan. Maka Anda memutuskan untuk menelepon penerbit. Dan betapa kecewanya Anda mengetahui ternyata buku Anda belum disetting, apalagi akan naik cetak?

Penerbitan Naskah
Berapa lama, sih, penerbit menerbitkan buku setelah dinyatakan diterima?

Tentu tidak ada jarak waktu yang pasti. Bisa 3 bulan, 6 bulan bahkan bisa bertahun-tahun. Saya pernah menunggu hingga 1 tahun lebih hingga buku saya dicetak.

Nah, untuk lama tidaknya sebuah naskah dicetak akan sangat bergantung pada beberapa hal.

Pertama, banyaknya antrian naskah. Jika Anda berhasil menembus penerbit besar, saya harus mengucapkan selamat. Namun bersiap-siaplah menunggu lama sampai naskah Anda dicetak.

Pasalnya pada penerbit top sudah dipastikan ada puluhan bahkan ratusan yang diterima dan harus digarap setiap bulannya. Sehingga naskah Anda termasuk yang harus antri untuk disetting setelah naskah sebelumnya selesai.

Untuk penerbit besar saya harus menunggu hingga satu tahun sampai buku diterbitkan. Memang cukup lama, namun umumnya hasil editing, cover cukup baik. Bahkan kesalahan ketik hampir sulit dijumpai.

Kedua, menunggu momen yang tepat. Mungkin saja bagi penerbit buku Anda cukup menarik. Namun agar penjualannya cukup baik maka ditunggu momen yang tepat untuk penerbitan.

Teman saya hanya perlu menunggu 4 bulan hingg bukunya diterbitkan oleh sebuah penerbit besar. Pasalnya tema yang ia dituliskan lagi ramai peminat.

Atau bisa karena tema-tema tertentu tengah dibutuhkan pasar. Jadi untuk sementara naskah Anda dipending, hingga saat yang lebih tepat. Agar penerbit bisa lebih fokus pada tema-tema yang lebih menguntungkan.

Keempat, penerbit mengutamakan kesempurnaan. Ada saja penerbit yang sangat hati-hati dalam mengsetting dan melakukan editing. Adakalanya setelah setting pertama, mereka akan mengirimkan kembali naskah untuk dikoreksi oleh penulisnya.

Setelah itu mereka kembali mensetting dan mengirimkan kembali. Proses ini bisa berlangsung berulang kali, apalagi jika penulisnya selalu memberikan koreksi.

Mengatasi Lamanya Menunggu
Jadi ketika naskah Anda sudah diterima penerbit, maka langkah selanjutnya sebaiknya apa?

Tentu saran yang paling bijak, dari para menunggu setiap hari. Atau berulang kali menghubungi penerbit, adalah membuat karya baru.

Jadi ketika naskah Anda diterima Anda cukup bertanya sekali tentang kapan rencananya buku ini diterbitkan. Jika penerbit mengatakan 3 bulan atau tidak ada kepastian, maka selanjutnya lupakan apapun yang dikatannya.

Fokuskan diri Anda pada karya baru. Sehingga biarpun buku Anda belum terbit, maka Anda sudah siap sedia untuk mempublikasikan buku selanjutnya.

Selasa, 08 September 2009

PENERBIT MENCARI NASKAH FIKSI HOROR

Penerbit AZKA MEDIA membuka peluang bagi rekan-rekan yang ingin menerbitkan naskah horor fiksi. Adapun kriteria naskah yang dicari adalah:

• Naskah harus bikin bulu kuduk berdiri alias super duper menyeramkan, horor, menakutkan, sampai tangan gemeteran untuk buka tiap halamannya.. ..pokoknya hiiiiyyyyy banget deh.

• Tema cerita bebas yang penting horor (horor atau thriller)

• Naskah merupakan karya asli (original), bukan terjemahan atau saduran, isi cerita menarik, unik, dan bikin penasaran.

• Naskah belum pernah dipublikasikan di media massa cetak maupun elektronik.

• Panjang naskah 150-250 halaman A4, 1,5 spasi, 12 pt, font Arial.

• Naskah dikirimkan dalam bentuk hardcopy (print out) sebanyak 1 bendel, disertai secara terpisah sinopsis cerita, biodata, serta foto kopi tanda pengenal (KTP/identitas lain), dalam amplop tertutup dengan kode FIKSI HOROR pada kanan atas amplop ke alamat kami (u.p Nita Indah F – Editorial, Departemen Penerbitan) atau bisa via email masukinaskahyuks@ yahoo.com

Kalau rekan-rekan hobi menulis cerita "yang bisa membuat jantung berdebar" , so tidak ada salahnya mengirimkan naskah ke penerbit AZKA MEDIA.

AZKA MEDIA
(Imprint Ganeca Exact)
Kawasan Industri MM2100
Jl. Selayar Blok A5, Bekasi
Indonesia

Sabtu, 29 Agustus 2009

PENERBIT ITU TIDAK "KEJAM"


Sahabat saya dengan dongkol mengatakan " Hen, gue nggak mau lagi berurusan dengan penerbit. Gue sudah kapok ngirim naskah, pasti hasilnya ditolak. Mereka itu arogan, gitu, sih!". . Mendengar komentarnya, saya hanya bisa membalas dengan senyuman.

Sadarkah Anda, jika saat ini sejumlah penerbit tengah berburu naskah. Mereka sangat mengharapkan kiriman naskah dari para penulis. Khususnya penerbit yang baru saja muncul.

Bahkan beberapa penerbit meminta bantuan saya untuk mencarikan naskah. Berharap beberapa naskah dari klien menulis saya bisa mereka terbitkan.

Oleh sebab itu bagi para penulis yang hampir frustrasi mengirimkan tulisan ke penerbit, seperti Saudara saya, tidak ada salahnya mencari penerbit "muda" yang memang sedang membutuhkan naskah.

Namun perlu diingat, penerbit "muda" inipun menerima sebuah naskah tentu didasarkan pada pertimbangan pasar. Bahwa naskah ini ketika diterbitkan cukup menjual. Syukur-syukur jika bisa jadi best seller. Oleh sebab itu tanyakan diri Anda sendiri, apakah naskah Anda layak jual sebelum mengirimkannya.

Tapi perlu juga Anda ketahui bahwa penerbit besarpun sebenarnya selalu membuka diri terhadap kiriman naskah dari para penulis pemula. Hanya saja, sebagaimana pengakuan rekan saya, redaktur salah satu penerbit group kompas, kebanyakan naskah yang dikirmkan dan kemudian ditolak umumnya "kurang berwawasan".

Maksudnya adalah si penulis seolah kurang peka terhadap persoalan yang tengah dihadapi kebanyakan orang. Sehingga topik yang dibahas dari naskah yang dikirim cenderung yang lebih menarik buat dirinya sendiri daripada orang lain. Ada juga yang isinya mengulangi hal yang sudah dikupas tuntas oleh buku-buku yang sudah ada. Jadi tidak ada sesuatu yang baru.

Parahnya lagi, ada penulis yang mengirimkan naskah dengan pengemasan yang acal kadut, logika penuturan yang lompat-lompat, bahasa yang terlalu tinggi atau terlalu gaul. Alhasil sulit dimengerti dan membingungkan.

Oleh sebab itu, sebagian besar penerbit selalu membuka diri terhadap setiap kiriman naskah dari Anda. Namun pertanyaan yang perlu Anda jawab sebelum mengirimkan naskah adalah, apakah naskah tersebut menjual? menarik bari orang banyak ? mudah dimengerti? dan menawarkan suatu yang unik?

Jika belum sebaiknya perbaikilah terlebih dahulu sebelum mengirimkannya.

Selasa, 21 Juli 2009

MEMBUKUKAN PIKIRAN ORANG LAIN


Anda juga bisa menggunakan pikiran orang lain untuk menerbitkan buku. Artinya Anda bisa menuliskan hal-hal yang diketahui seseorang menjadi bahan bacaan yang menarik.

Mungkin Anda mengenal baik seorang peneliti, dosen atau pakar di bidang tertentu. Dan mereka adalah orang-orang yang sibuk sehingga tidak punya waktu untuk menulis. Maka tidak ada salahnya Anda menjadi perpanjangan tangan mereka untuk menerbitkan sebuah buku. Dan jika mereka setuju Anda bisa menempelkan nama Anda sebagai penulis dalam buku tersebut.

Nah, jika Anda tertarik untuk membuat buku jenis ini, maka langkah pertama adalah menentukan topik. Artinya sebelum bertemu dengan si pakar, Anda sudah memiliki ide atau topik penulisan yang bakal disodorkan kepada si pakar.

Akan lebih baik lagi jika Anda mendapatkan topik titipan dari penerbit. Biasanya jika Anda sudah sering berhubungan dengan penerbit, biasanya bagian redaksi rela membagikan rahasia topik yang tengah mereka cari. Jadi topik yang akan Anda sodorkan kepada pakar, sudah pasti diterbitkan oleh penerbit.

Sebisa mungkin pada waktu akan bertemu dengan sang pakar, Anda tidak hanya menyodorkan topik namun juga outline tulisan. Kemudian Anda bisa menawarkan untuk menuliskan buku bagi mereka.

Jika ia setuju maka yang perlu Anda minta adalah bahan untuk penulisan. Saya harus jujur mengatakan adakalanya membuat tulisan seperti lebih mudah. Adakalanya si pakar sudah memiliki tulisan-tulisan, presentasi, atau handout yang berhubungan dengan outline kita. Jadi tugas kita hanya menggambungkan satu sama lain.

Jika data-data tidak tersedia maka Anda dapat meminta waktu untuk wawancara dengan si pakar untuk menjaring informasi yang dibutuhkan. Dan adakalanya banyak informasi yang bisa didapatkan dari teknik wawancara.

Setelah Anda mendapatkan bahan-bahan maka langkah selanjutnya adalah penulisan. Di sinilah tugas terberat Anda, karena harus mengubah bahasa teknis menjadi bahasa populer. Kemudian setiap konsep sebaik mungkin didukung dengan ilustrasi atau contoh agar memudahkan pembaca untuk memahami.

Kumpulkan juga foto-foto original milik si peneliti untuk mempercantik tulisan Anda. Maupun dengan bagan atau tabel-tabel penting.

Setelah naskah selesai, langkah awal menyerahkan kepada si peneliti untuk dikoreksi. Anda harus berhati-hati jangan sampai Anda salah menuliskan konsep, karena ketika buku ini diterbitkan orang buku ini di tulis oleh si pakar.

Jika si pakar telah setuju dengan draf naskan Anda, maka selanjutnya Anda mempersiapkan daftar pustaka dan sinopsis untuk penerbitan. Kemudian mengirimkan ke penerbit yang sesuai. Saran saya agar Anda mendapatkan keuntungan dari buku ini, tidak ada salahnya anda menerakan nama Anda sebagai salah satu menulis.

Dan dengan cara ini pula saya bisa menerbitkan beberapa buku dalam waktu singkat. Karena dengan membuat buku dari para pakar, Anda tidak perlu banyak berpikir, melakukan research. Cukup menulis ulang dari bahan-bahan yang dimiliki oleh si pakar.

Selasa, 07 Juli 2009

PROMOSI “UNTUNG “ DENGAN MENERBITKAN BUKU


Promosikan produk atau jasa lewat majalah atau koran barangkali hal lazim dilakukan oleh perusahaan ataupun perseorangan? Namun bagaimana dengan promosi melalui buku?

Menerbitkan buku adalah salah satu alternatif menarik dalam berpromosi. Biasanya buku akan cenderung menarik pembaca yang memiliki keterikatan kuat dalam suatu bidang. Misalkan seseorang yang ingin membuka kebun sawit, tentu bakal mencari buku-buku tentang budidaya sawit.

Seandainya saja sebuah perusahaan benih, atau alat perkebunan menerbitkan buku kiat-kiat bertanam sawit, tentu ia bisa merekomendasikan jenis benih atau alat yang dimilikinya. Tentu si pembaca yang haus akan informasi akan lebih mudah tergerak membeli produk yang ditawarkan tersebut. Karena cenderung untuk menerima hal-hal dari buku referensinya tersebut.

Tentang Biaya
Jika dilihat dari segi biaya, membuat buku kadang tidak jauh berbeda dengan memasang iklan di majalah atau koran. Konon untuk memasang iklan di sebuah majalah perkebunan, sebuah perusahaan bisa mengeluarkan biaya hingga 10 s.d 20 juta untuk tampilan yang lux. Sedangkan untuk membuat buku tips-tips yang tidak lebih dari 100 lembar untuk 3000 exp juga dibutuhkan biaya kurang lebih sama.

Mungkin dari segi pembaca, majalah mungkin bisa menjaring pembaca hingga 1.000 atau 3.000 orang untuk setiap edisi. Namun sebuah iklan harus bersaing dengan iklan lainnya. Dan akalanya tidak seluruh pembaca rela membolak-balik halaman promosi.

Sedangkan untuk buku, mungkin pembelian agak lebih lambat, namun informasi hanya satu sumber yakni si pemilik buku, perusahaan yang tengah mempromosikan produknya.

Untung ada Buku
Bukan tidak mungkin naskah trik-trik dengan promosi terselubung mendapat persetujuan dari penerbit untuk dicetak. Karena kebetulan sesuai dengan tema yang sedang dibutuhkan oleh penerbit. Jadi si perusahaan bebas dari biaya cetak.

Atau kalaupun melakukan penerbitan sendiri, bisa saja biayanya ditutupi dengan menyediakan space iklan di buku tersebut. Tinggal mencari rekanan untuk ikut-ikutan nimbrung memasang logo atau bennernya di salah satu halaman di buku tersebut. Dengan syaratnya patungan membayar "ongkos cetak".

Belum lagi kalau buku itu laku sehingga biaya yang dikeluarkan bisa kembali. Atau malah untung. Jadi dengan demikian berpromosi tidak mesti harus mengeluarkan biaya namun juga bisa meraup untung.

Oleh sebab siapa bilang menerbitkan buku hanya untuk berbagai pengetahuan dan informasi. Ternyata juga bisa dijadikan sarana berpromosi. Dan hebatnya bisa tanpa biaya malah mendapatkan "untung".

Senin, 06 Juli 2009

KRITERIA BUKU BEST SELLER


Di bawah ini merupakan kriteria buku-buku best seller menurut Bambang Trim dari Open House Publishing, Bandung.

Pertama,Isi buku memenuhi kebutuhan prioritas dari para calon pembaca. Contoh: Food Combining

Kedua, Buku terbit berdekatan dengan momentum tertentu, seperti Ramadhan atau musim haji. Contoh: Komik Naik Haji

Ketiga, Buku terbit sesuai dengan tren yang sedang hangat. Contoh: Bisnis MLM

Keempat, Isi buku menampilkan sesuatu yang baru, revolusioner, atau spektakuler. Contoh: ESQ

Kelima, Isi buku menampilkan sesuatu yang kontroversial. Contoh: Jakarta Undercover

Keenam, Penulis buku adalah tokoh terkenal. Contoh: Biografi SBY

Apakah Anda juga memiliki naskah dengan kriteria demikian?

Jumat, 19 Juni 2009

TEMA NASKAH “MOST WANTED”

Beberapa penerbit besar sedang memburu beberapa tema naskah. Mungkin saja Anda beruntung ternyata sudah memiliki draftnya atau menguasai tema yang dibutuhkan tersebut.

Alasan mengapa penerbit sedang mencari naskah-naskah khususnya tersebut tak lain karena alasan pasar. Ternyata penjualan dengan buku-buku dengan tema-tema tertentu tersebut cukup tinggi.

Adapun jenis naskah yang tengah dicari oleh penerbit antara lain:
1. Tentang kesehatan, perawatan bayi, tips-tips menjaga kebugaran, dsb
2. Tentang komputer, sebuah penerbit tengah mencari naskah mengenai mengajar komputer untuk anak-anak.
3. Tentang pertanian, sebuah penerbit besar menginformasikan sedang membutuhkan naskah tentang budidaya kelapa sawit, tanaman penghasil atsiri dan pemeliharaan kantong semar.
4. Tentang informasi menarik, sebuah penerbit sedang mencari naskah yang berani membongkar kasus malpraktik kedokteran.
5. Tentang peluang bisnis, beberapa penerbit mengatakan siap menerima naskah tentang peluang usaha yang didasarkan success story.

Bagi rekan-rekan yang berminat mengirimkan naskah terkait tema di atas. Atau setidaknya merasa menguasai hal-hal di atas bisa menghubungi Sipayung Consultant melalui email moan_bb@yahoo.com atau melalui nomor Hp yang ada di blog ini.

Selasa, 26 Mei 2009

LOGIKA PENERBIT


Mungkin ada dari Anda yang pernah mencoba beberapa kali mengirimkan naskah ke penerbit. Namun naskah Anda selalu ditolak dengan berbagai alasan. Mungkin Anda bertanya mengapa? Padahal menurut Anda naskah tersebut cukup menarik isinya.

Kegagalan banyak penulis untuk menerbitkan naskahnya adalah karena mereka tidak memahami logika penerbit. Perlu diketahui bahwa penerbit bukan institusi nirlaba. Melainkan usaha yang berupaya menjaring keuntungan. Sehingga naskah yang akan diterbitkan bakal menjaring banyak pembaca. Bahkan diharapkan bisa menjadi best seller.

Oleh sebab itu sebelum mengirimkan ada baiknya Anda menanyakan diri Anda. Seberapa luas target pembaca dari naskah tersebut jika diterbitkan. Jika Anda memilih menuliskan buku tentang dunia tata boga, sudah dipastikan sasaran pembaca Anda adalah Ibu-Ibu atau wanita dewasa. Tentu jumlahnya sangat banyak.

Namun jika Anda membuat buku teks book tentang karang laut, maka target pembacanya terbatas. Mungkin hanya mereka yang sedang menempuh pendidikan di bidang perikanan. Itupun dengan pengkhususan karang laut.

Setelah itu tanyakan pada Anda apa yang membuat buku ini menarik. Jika Anda memiliki naskah dengan tema " Merokok bisa membahayakan kesehatan", mungkin tidak terlalu menarik. Karena kebanyakan orang sudah mengetahui rokok bisa membahayakan kesehatan.

Namun jika Anda memiliki naskah dengan tema " Stop merokok dalam satu hari". Ini menjadi menarik karena umumnya perokok sulit untuk menghentikan kebiasaan yang tidak sehat itu dalam waktu singkat.

Semakin unik buku Anda, apalagi jika dibandingkan dengan buku-buku sejenis yang telah terbit. Hal ini akan membuat buku Anda semakin mungkin diterbitkan oleh penerbit.

Oleh sebab itu ketika akan membuat naskah, pilihlan tema yang berhubungan dengan target pembaca yang luas. Misalnya dengan mengangkat masalah yang tengah dihadapi orang kebanyakan.

Ketika masa krisis ekonomi buku yang bertemakan "Mempertahankan Usaha di Tengah Krisis", menjadi sangat menarik. Atau ketika terjadi wabah demam berdarah, saya menemukan sebuah buku yang bertemakan tentang mencegah demam berdarah menjadi best seller di toko buku Gramedia.

Usahakan naskah tersebut berisikan tentang how to? atau berisikan solusi terhadap masalah yang dihadapi.

Kemudian kirimkan naskah tersebut ke penerbit yang relevan. Misalnya Anda memiliki naskah tentang kesehatan, maka pilihlah penerbit yang biasa menerbitkan buku-buku tentang kesehatan.

Pada dasarnya ada banyak tema yang bisa Anda tuliskan. Namun bagi yang sedang mencoba menerbitkan buku untuk pertama sekali, sebagai pemula ada baiknya memilih naskah yang bersifat populer dengan target pembaca yang luas.

Kemudian kemaslah naskah tersebut agar banyak memberikan trik atau tips untuk menyelesaikan masalah, yang mungkin dihadapi pembaca. Akan semakin menarik jika trik dan tips tersebut adalah unik dan tidak dijumpai di buku-buku yang telah terbit.