;

Sabtu, 27 Maret 2010

BUKU KAMU KOK NGGAK BERMUTU???


“Buku kamu kok, dangkal ya? Kalau isinya cuma gitu-gitu aja aku juga bisa buatnya”, kritik Budi kepada temannya terhadap bukunya yang baru saja terbit, yang berjudul“ Kiat Merawat Komputer”. Komentar itu sontak sang sahabat “terdiam”, dan mendadak ikut-ikutan ragu dengan kualitas bukunya tersebut.

Hanya saja, sampai saat ini si Budi, yang memberikan komentar tersebut , belum pernah menerbitkan buku yang “gitu-gitu aja”. Termasuk juga buku “yang tidak gitu-gitu aja” (yang tidak dangkal).

Buku Untuk Pencerahan
Salah satu fungsi buku adalah memberikan pencerahan. Memberikan pengetahuan yang bermanfaat bagi orang banyak. Namun layakkah buku yang bersifat “ mendalam dan njelimet” dianggap mencerahkan jika yang paham dengan isinya tidak lebih dari 2 orang di seluruh Indonesia.

Saya harus mengapresiasi penulis yang rela membagikan pengetahuannya yang bersifat sederhana semacam “kiat-kiat praktis” kepada masyarakat awam. Pasalnya target pembaca dari buku-buku bergenre demikian bisa mencapai ribuan bahkan ratusan orang.

Buku semacam “ Kiat Mempelajari Internet” barangkali telah menjadikan ratusan orang yang tadinya tidak paham internet menjadi paham. Bahkan mungkin ada dari mereka yang kemudian memanfaatkan jaringan tanpa batas tersebut untuk mencari pekerjaan atau berbisnis secara online.

Demikian juga buku praktis seperti “Rahasia Merawat Kesehatan Anak””Trik Mencari Kerja”. Saya jamin banyak orang yang memperoleh manfaat dari buku-buku demikian.

Ada saja seorang penulis yang lebih memilih menulis buku “ Integrasi Sistem Networking dengan Sistem Satelit” atau buku-buku yang siap membuat kening Anda berkerut ketika membaca.

Tentu tidak salah!!Namun menjadi salah jika kemudian ia memuji diri dengan mengatakan “ Buku seperti ini harusnya ada dipasaran dan bukan buku-buku kebanyakan tidak berbobot dan dangkal”.

Cuma kita hitung berapa orang yang bakal membaca buku memusingkan tersebut? Mungkin hanya segelitir orang dan barangkali terkesan elitis karena yang bakal membaca adalah yang “segolongan dengan si penulis”. Seolah-olah “buku ini hanya dibaca untuk kalangan sendiri”.

Tentang Tanggung Jawab Moral
Oleh sebab itu meskipun pengetahuan Anda cukup canggih tidak ada salahnya membagikan pengetahuan yang simple dan dibutuhkan ratusan, ratuan bahkan jutaan orang, dibandingkan menuliskan buku yang “super eksklusif” yang hanya dibaca segelintir orang.

Bisa saja si penulis beranggapan, semakin banyak orang yang tidak memahami bukunya maka semakin hebatlah dia. “ Anda tidak bisa mengimbangi saya soal pengetahuan”. Tentu motivasi demikian hanyalah untuk memuaskan ego.

Anda harus membagikan pengetahuan Anda. Karena Anda memiliki tanggung jawab moral. Bahwa apa yang Anda ketahui bukan ciptaan Anda sendiri. Merupakan warisan orang-orang pendahulu Anda dan juga menjadi hak orang lain untuk memilikinya.

Jadi dengan membagikan pengetahuan yang sederhana, praktis dan mudah dihapami, Anda telah berkontribusi mencerdaskan ratusan atau jutaan pembaca Anda. Membuat mereka yang tidak tahu tentang sesuatu hal sebelumnya menjadi tahu.

Oleh sebab itu menulis buku yang sederhana dan praktis adalah sesuatu yang harus juga dilakukan setiap orang yang memiliki orang yang berpengetahuan. Tentu saya bukan bermaksud mengatakan bahwa menulis buku yang mendalam adalah tidak bermoral dan tidak diperbolehkan. Setiap penulis memiliki hasrat untuk menciptakan sesuatu yang baginya adalah maha karya yang berisikan pengetahuan dan pemikiran terbaiknya. Namun sebagai sebuah tanggung jawab moral Anda juga harus rela menuliskan sesuatu yang berguna bagi masyarakat luas.

Pasalnya disana ada begitu banyak orang yang membutuhkan ilmu Anda, namun mereka ingin dapat memahami dalam batas-batas ketidaktahuannya. Maka mereka berharap ada saja orang yang mau membagikan hal-hal yang dibutuhkannya sesuai tingkat kebutuhan dan kemampuannya..

Tidak ada komentar: