;

Senin, 25 Oktober 2010

TRIK PEMILIHAN KATA YANG GENIT KETIKA MENULIS BUKU


Mungkin trik ini agak subjektif dan akan sangat tergantung pada gaya penulisan non fiksi dari masing-masing penulis. Namun saya meyakini bahwa sebuah kata apabila dipilih dengan benar akan memberikan efek emosional bagi pembaca.

Mungkin langkah pertama Anda dengan menyelipkan kata kerja atau kata sifat yang sering dihubungkan dengan aktivitas manusia seperti melihat, melirik, kebingungan, tersenyum, dsb pada benda-benda

Misalnya:

Namun jika dilihat di beberapa wilayah di Depok, air yang jatuh ditanah tertahan dan tidak bisa bergerak. Bergerak ke kiri tembok, ke kanan tembok. Anehnya got-got tertutupi oleh semen. Kalaupun terbuka ukuran sangat kecil dan kadang dipenuhi sampah maupun lumpur..

Mungkin penggalan kalimat di atas bisa diubah menjadi

Namun jika dilihat beberapa wilayah di Depok, air yang jatuh di tanah seperti kebingungan untuk mengalirkan diri. Bergerak ke kiri tembok, ke kanan tembok. Anehnya got-got tertutupi oleh semen. Kalaupun terbuka ukuran sangat kecil dan kadang dipenuhi sampah maupun lumpur..

Teknik lainnya Anda bisa menggunakan kata-kata yang kalau disebutkan terdengar agak mengelitik atau mengambarkan suasana emosi tertentu. Seperti bergairah, mengelitik, terharu, terobsesi, terpukul.

Misalnya

"Keberhasilan itu memberikan rasa haru bagi saya".
Bandingkan dengan
" Keberhasilan itu memberikan suatu arti bagi saya".

"Tentu keberhasilan ini mengairahkan setiap manajer untuk berkembang".

Bandingkan dengan
"Presiden "Keberhasilan tersebut mendorong setiap manajer untuk berkembang".

Dan banyak kata-kata yang bermuata emosional seperti seksi, ciuman, montok, telanjang dsb. Untuk bisa merasakan efek bahasa, coba baca kata yang Anda gunakan rasakan efeknya pada diri Anda. Rasakan gejolak dalam diri Anda. Tapi Anda harus berhati-hati memilih kata yang berasosiasi dengan seksualitas karena bisa saja menciptakan efek vulgar.

Namun penggunaan kata tersebut akan menarik jika dipergunakan sesekali dalam tulisan. Tapi soal kapan tepatnya pemiliah kata tersebut tentu kembali lagi pada subjektivitas penulis.

Namun perlu diingat bahwa seorang penulis non fiksi yang handal adalah yang tidak hanya mampu menggugah pikiran logis Anda namun juga emosional Anda secara tidak sadar.

Tidak ada komentar: